Psikolog Berbagi Strategi untuk Mengendalikan Perasaan Orang Tua Setelah Anak Diagnosis Penyakit Kronis
Anna Surti Ariani, psikolog klinis anak dan keluarga, S.Psi., M.Psi., memberikan nasihat kepada orang tua tentang cara mengelola emosi mereka ketika anak mereka didiagnosis menderita penyakit jangka panjang, terutama tentang menangani rasa panik.
Saat ditemui di Jakarta, Jumat, psikolog ini mengatakan, “Kalau kita bisa menenangkan diri, kita dapat mentransfer energi positif itu ke anak kita. Langkah pertama adalah mengendalikan napas.”
Anna, Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Wilayah DKI Jakarta, mengatakan bahwa orang yang panik biasanya memiliki frekuensi pernapasan lebih dari 25 kali dalam satu menit, bahkan lebih dari 40 kali dalam satu menit dalam situasi yang sangat panik. Karena itu, Anna menyarankan agar orang tua mengawasi pernapasan anak mereka saat mereka sakit.
Dengan melambatkan napas dan menyadari napas kita, tingkat kepanikan kita dapat dikurangi hingga lebih dari setengahnya. Anna mengatakan, “Tarik nafas dalam-dalam, lalu hembuskan secara perlahan.”
Anna menyarankan orang tua untuk melakukan hal-hal yang ingin mereka lakukan untuk merasa lega, seperti berteriak atau melempar sesuatu. Namun, dia juga mengingatkan bahwa jika ingin melampiaskan emosi dengan cara ini, pastikan Anda mencari tempat dan barang yang aman. Misalnya, menangis saat keran menyala di kamar mandi atau melempar bantal untuk melepaskan rasa tidak nyaman.
Menggambar juga merupakan cara lain untuk menenangkan diri saat panik. Menggambar dapat membantu mengeluarkan perasaan dan membuat Anda lebih tenang.
Anna berkata, “Satu lagi cara yang bisa menenangkan adalah dengan menggambar. Gambar saja apapun. Mungkin pada awalnya akan acak-acakan, tapi ketika sudah tenang, gambar akan menjadi lebih rapi.”
Orang tua dapat membantu anak mereka menggambar untuk membangun hubungan yang lebih baik dan meredakan ketakutan mereka.
Namun, Anna menyarankan agar seseorang segera berkonsultasi dengan profesional medis, seperti psikolog atau psikiater, jika perasaan panik muncul terlalu sering. Ini karena perasaan ini dapat berasal dari penyakit medis tertentu.