Psikolog : Mengenali Tanda-Tanda Seseorang yang Berpotensi Bunuh Diri Melalui Perilaku nya
Mega Tala Harimukthi M.Psi, seorang psikolog klinis dewasa dari Ikatan Psikolog Klinis wilayah Banten, memberikan informasi tentang cara mudah untuk mengidentifikasi gejala putus asa dan keinginan untuk mengakhiri hidup.
Jika Anda melihat seseorang yang mungkin merasa putus asa, perhatikan apakah ada perubahan yang signifikan dalam perilakunya. Misalnya, mereka sering mengisolasi diri, enggan berinteraksi dengan orang lain, tidak mau menjaga kesehatan diri, atau menunjukkan tanda-tanda depresi berat yang membuat sulit untuk diajak berbicara, kata Mega saat dihubungi oleh ANTARA pada hari Rabu.
Selain itu, ada orang yang putus asa dan mengekspresikan perasaannya melalui media sosial. Mega menekankan bahwa bagi mereka yang merasa peduli, mendekati orang tersebut dengan bertanya tentang kondisinya, memberikan dukungan, dan memberikan bantuan dapat menjadi langkah awal yang baik.
Namun, dapat menjadi sulit untuk mengidentifikasi seseorang yang putus asa jika mereka lebih tertutup. Oleh karena itu, orang terdekat yang ingin membantu harus secara aktif melihat perubahan perilaku dan menawarkan bantuan.
Mega mengatakan bahwa seseorang yang ingin mengakhiri hidup biasanya dimulai dengan perasaan kehilangan harapan terhadap kehidupan, terutama pada diri sendiri, dan seringkali mengalami depresi parah karena kesulitan menemukan solusi atas masalah yang mereka hadapi.
Pikiran bunuh diri atau ide-ide suicidal biasanya muncul sebagai tanda awal, dan biasanya sulit untuk diidentifikasi karena hanya pelaku yang mengetahuinya. Kecuali yang bersangkutan bersedia berbicara terbuka tentang pikiran mereka, dia menegaskan.
Kebanyakan orang yang bunuh diri cenderung lebih tertutup, suka menyimpan perasaannya sendiri, dan percaya bahwa tidak ada yang dapat memahami masalahnya.
Mega menambahkan, “Setelah muncul ide bunuh diri, biasanya diikuti dengan upaya bunuh diri, atau percobaan bunuh diri.”
Mega menyarankan kepada mereka yang ingin membantu agar memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan masing-masing tanpa membuat orang yang membutuhkan bantuan merasa tidak nyaman.
Mega juga menekankan betapa pentingnya menjadi pendengar yang baik, karena ketika seseorang dalam keadaan depresi dan putus asa, mereka mungkin tidak memerlukan nasehat, tetapi hanya orang yang mendengarkan dengan hati-hati.
Mega mengatakan bahwa mendengarkan lebih efektif daripada banyak bertanya, sehingga orang tersebut mungkin mulai terbuka dan dapat menemukan masalahnya.
Mega menyarankan untuk menawarkan bantuan dengan mengajaknya untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional, seperti psikolog atau psikiater, jika mereka merasa tidak mampu.