Psikolog Menyatakan Aromaterapi Mampu Membantu Pengelolaan Stres
Psikolog Indah Sundari, S.Psi., M.Psi., yang lulus dari Universitas Padjajaran, mengatakan aromaterapi dapat membantu mengelola stres dengan baik, terutama bagi dewasa muda yang sering mengalami tekanan mental.
Di Jakarta pada hari Kamis, Indah mengatakan aromaterapi memiliki potensi untuk mengurangi stres karena bahan-bahan alaminya dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan fokus dan konsentrasi, sehingga dapat mengurangi tingkat stres dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Aromaterapi biasanya menggunakan bau bahan alami seperti bunga, akar, dan daun, yang dapat membantu orang yang stres untuk bersantai.
Berbagai penelitian di seluruh dunia, seperti “Evaluating the effect of aromatherapy on a stress marker in healthy subjects”, diterbitkan pada tahun 2019 dalam “Journal of Pharmaceutical Health Care and Sciences”, menunjukkan bahwa aromaterapi dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu mengurangi tingkat stres.
Indah memberikan saran tentang cara menggunakan aromaterapi untuk mengurangi stres. Ia menyarankan untuk duduk atau berdiri dalam posisi yang tegak namun nyaman, menutup mata, dan mulai menghirup aromaterapi dalam tiga hitungan. Kemudian, tahan napas dalam empat hitungan dan keluarkan napas perlahan melalui mulut dalam tiga hitungan.
Dia juga menambahkan bahwa aromaterapi juga dapat digunakan untuk memberikan pijatan ringan di dahi, leher, dan bahu untuk mencapai relaksasi yang lebih baik.
Semua orang mengalami stres, tetapi terlalu banyak stres dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan fisik yang dapat memengaruhi kualitas hidup. Laporan terbaru IPSOS, “Hari Kesehatan Mental Dunia 2023”, mengungkapkan bahwa generasi Z merasakan stres paling banyak dibandingkan dengan generasi yang lebih tua.
Menurut penelitian yang dilakukan pada 23.274 orang dari 31 negara, 43% generasi Z mengalami stres yang memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Di Indonesia, survei DataIndonesia.id terhadap 300 generasi Z menemukan bahwa 56% dari mereka mengalami gangguan mental akibat stres, termasuk gangguan tidur, rasa takut berlebihan, dan penarikan diri sosial. Oleh karena itu, penting bagi generasi Z untuk belajar mengelola stres dengan baik sebagai dewasa muda.