Rasio Kepemilikan Mobil Rendah, Menperin Ajak Jepang untuk Mendukung Penggunaan Kendaraan Listrik
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang membahas isu rasio kepemilikan mobil yang masih rendah di Indonesia saat bertemu dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang, Ken Saito, di Tokyo pekan lalu. Agus mengungkapkan harapannya agar produk otomotif dari Jepang dapat membantu meningkatkan konsumsi per kapita kendaraan bermotor di Indonesia.
“Dalam saat ini, rasio kepemilikan mobil roda empat di Indonesia adalah 99 mobil per 1.000 penduduk. Saya yakin dalam waktu yang tidak terlalu lama, kita dapat mendorongnya mencapai 150 per 1.000 penduduk. Oleh karena itu, saya berharap produk mobil Jepang dapat mengisi kesenjangan ini,” kata Agus seperti yang dikutip dari siaran resmi pada Senin (24/6).
Rasio kepemilikan mobil 99 per 1.000 ini tidak mengalami perubahan sejak tahun 2019. Menurut pernyataan dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dua tahun lalu, rasio ini pertama kali tercatat pada tahun 2019 dengan asumsi jumlah penduduk Indonesia sekitar 270 juta.
Sebelumnya, rasio kepemilikan mobil naik menjadi 87 per 1.000 pada tahun 2017 dengan catatan jumlah penduduk sekitar 265 juta orang.
Jepang, yang memiliki sejarah panjang dalam industrialisasi di Indonesia, didorong untuk berpartisipasi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri.
Selama pertemuan dengan pemerintah Jepang, Agus juga membahas kerja sama potensial di bidang otomotif lainnya untuk meningkatkan keterampilan sumber daya manusia (SDM) di sektor industri otomotif.
Dia juga memaparkan rencana pertukaran SDM industri antara Indonesia dan Jepang, dengan tujuan agar SDM Indonesia dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
“Setelah kembali dari Jepang, mereka juga dapat membantu perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia atau mendirikan startup yang dapat mendukung pengembangan ekosistem perusahaan Jepang di Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, terkait kerja sama di industri otomotif dengan Indonesia, Ken Saito menyatakan minatnya terhadap usulan tersebut.
Saat ini, mereka menunggu isi lebih rinci dari direktur jenderal untuk melanjutkan kerja sama di bidang pertukaran SDM di sektor industri otomotif antara kedua negara.
“Kami ingin meningkatkan kerja sama untuk memperkuat daya saing industri otomotif di Indonesia. Kami mendukung agar diskusi lebih lanjut mengenai isi kerja sama yang lebih rinci dapat segera dilakukan di tingkat direktur jenderal,” ujarnya seperti yang dikutip dari siaran resmi Kemenperin pada Senin (24/6).