Pakar Otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Menilai Industri Mobil dalam Konteks Energi Terbarukan.
Seorang ahli otomotif Yannes Martinus Pasaribu dari Institut Teknologi Bandung (ITB) berpendapat bahwa industri kendaraan memiliki peran yang signifikan dalam mengadopsi energi terbarukan.
Yannes mengatakan dalam pesan singkat kepada ANTARA pada hari Kamis bahwa industri kendaraan sedang mengalami transformasi menuju kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan memiliki performa tinggi. Saat ini, pemanfaatan energi terbarukan dalam industri kendaraan adalah langkah yang sangat relevan dan sedang ditekankan.
Sebagai bagian dari solusi mobilitas berkelanjutan, kendaraan listrik sangat bergantung pada energi terbarukan, seperti energi matahari atau air, untuk mengisi baterai kendaraan listrik. Yannes percaya bahwa dengan menggunakan energi terbarukan untuk mengisi baterai kendaraan listrik, Indonesia dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi dan mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil.
Yannes juga menyatakan bahwa penggunaan energi terbarukan dapat secara bertahap mengurangi 61% sumber daya listrik dari pembangkit tenaga uap batu bara yang polusi.
“Dengan menggunakan energi terbarukan, kita dapat secara bertahap mengurangi 61 persen kontribusi sumber listrik dari PLTU batu bara, yang selain mahal, juga sangat polusi. Ini tidak sesuai dengan tujuan perkembangan kendaraan listrik yang berusaha mengurangi polusi.”
Ia juga mengatakan bahwa untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan di Indonesia, cara yang paling efisien adalah melakukan pergeseran jangka panjang ke arah energi terbarukan. Ini termasuk secara bertahap mengurangi kapasitas pembangkit listrik tenaga uap batu bara dan menggantinya dengan sumber energi terbarukan seperti surya dan panas bumi.
Selain itu, Yannes menyadari bahwa penggantian batu bara dengan energi terbarukan dalam pembangkit listrik merupakan proses yang kompleks dan membutuhkan komitmen kuat dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk menerapkan strategi ini.
Yannes menyatakan bahwa jelas diperlukan perundingan ulang dengan investor besar asing, dan ini pastinya melibatkan proses politik yang kompleks.
Presiden Joko Widodo, dalam pidatonya pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD tahun 2023, menyoroti bagaimana ekonomi hijau dan hilirisasi dapat membantu mengembangkan sektor ekonomi baru melalui pemanfaatan energi terbarukan. Dia menganggap ekonomi hijau dan hilirisasi sebagai peluang bagi Indonesia untuk memanfaatkan kekayaan sumber daya alamnya, termasuk energi terbarukan yang melimpah.
Presiden berkata, “Karena Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang meliputi mineral, hasil perkebunan, hasil laut, dan juga sumber energi terbarukan, ekonomi hijau dan hilirisasi adalah peluang bagi kita untuk mencapai kemajuan.”