Jokowi : Rivalitas Global Adalah Hal yang Wajar, Namun Perlu Terkelola dengan Bijak
Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Rivalitas Global adalah wajar. Tetapi harus tangani dengan cermat agar tidak menimbulkan konflik terbuka dan mengancam stabilitas kawasan.
Jokowi menyatakan dalam pidato kebijakannya di Universitas Georgetown di Washington DC, Amerika Serikat, pada Senin (13/11) waktu setempat. Bahwa persaingan & rivalitas adalah hal yang normal dan alami, seperti yang terjadi antara AS dan China atau antara timur & barat. Namun, untuk mencegah konflik terbuka yang dapat menimbulkan ketidakstabilan di wilayah, penting untuk mengelolanya dengan baik.
Presiden menekankan bahwa komunikasi, dialog, kolaborasi, dan kerja sama adalah kunci untuk mencapai stabilitas dan perdamaian baik di tingkat regional maupun global. Jokowi menyatakan bahwa Indonesia selalu siap untuk bekerja sama dengan setiap negara dan hanya mendukung perdamaian dan kemanusiaan.
Jokowi menjelaskan bahwa Indonesia menerapkan prinsip ini saat bertanggung jawab atas kepemimpinan G20 dan ASEAN di tengah konflik geopolitik dan tajam di seluruh dunia.
Presiden menekankan bahwa Indonesia telah menyelenggarakan KTT G20 dan ASEAN dengan baik. Dengan peran penting untuk mendengarkan dan berinteraksi dengan masalah global.
Jokowi juga menunjukkan keragaman Indonesia, yang memiliki lebih dari 17.000 pulau, 2/3 wilayahnya adalah perairan, dan sekitar 300 juta orang. Di Indonesia, ada 714 suku dan 1.100 bahasa daerah. Pada tahun depan, Indonesia, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, akan mengadakan pemilihan umum untuk menunjukkan bahwa keragaman dan perbedaan adalah anugerah bagi bangsa ini.
Presiden menegaskan bahwa Pancasila, yang menekankan persatuan dalam keberagaman, adalah panduan dan ideologi Indonesia yang menyatukan semua aspek kehidupan, termasuk struktur negara.