Rombongan Investor China-Singapura Akan Bangun Pabrik Tekstil di Indonesia, Apa Dampaknya?
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Septian Hario Seto, menyatakan bahwa lebih dari 41 ribu tenaga kerja Indonesia akan terserap oleh pabrik yang akan dibangun oleh 12 investor dari China dan Singapura di Indonesia. Investor lokal juga termasuk di antara 12 investor tersebut.
“Dari investasi 12 perusahaan produk tekstil, jumlah tenaga kerja yang akan diserap mencapai di atas 41 ribu orang ketika mereka semua sudah beroperasi. Bahkan, ada tiga perusahaan yang masing-masing mungkin bisa menyerap sekitar 10 ribu pekerja, dan ada juga satu perusahaan yang bisa menyerap sekitar 6 ribu pekerja,” kata Seto dalam Manufacture Check CNBC Indonesia, seperti dikutip Senin (1/7/2024).
“Ini sangat strategis, karena yang paling penting sekarang adalah bagaimana kita bisa menyediakan lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja di Indonesia,” tambahnya.
Seto menjelaskan bahwa investasi di sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) berbeda dengan investasi di sektor hilirisasi mineral. Jika di sektor hilirisasi mineral biasanya satu proyek memiliki nilai investasi miliaran dolar AS, maka investasi di sektor industri TPT hanya berkisar puluhan juta dolar AS.
“Karakteristik investasi di sektor TPT ini lebih unik. Nilai investasinya tidak terlalu besar, mungkin dalam kisaran puluhan juta dolar, tetapi penyerapan tenaga kerjanya bisa mencapai ribuan, bahkan puluhan ribu orang. Jadi kita harus melihat nilai strategis investasi bukan hanya dari nilainya, tetapi juga dari kebermanfaatannya, baik dari segi tenaga kerja maupun dampaknya terhadap masyarakat,” ujar Seto.
Lebih lanjut, Seto menegaskan bahwa industri TPT yang baru ini tidak akan mengganggu pasar domestik karena orientasi perusahaan-perusahaan tersebut adalah ekspor.
“Saya kira tidak akan terlalu mengganggu pasar dalam negeri, karena mereka ini menjadi bagian dari rantai pasokan global merek-merek ternama, seperti Adidas, Puma, Uniqlo, H&M, Zara, hingga Armani. Jadi ini juga menunjukkan bahwa industri tekstil kita masih cukup kompetitif secara umum,” tutupnya.