Sebagai bagian dari upaya mereka untuk mempercepat penurunan tingkat stunting, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, di Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menyiapkan layanan poliklinik stunting. Mereka menargetkan untuk mencapai 14% pada akhir tahun 2023.
Dr. Eka Nurhayati, Direktur Utama RSUD Kota Mataram, menyatakan bahwa kehadiran poliklinik ini menunjukkan komitmen kuat Pemerintah Kota Mataram untuk memerangi dan mengurangi kasus stunting di kota tersebut.
Angka kasus stunting di Mataram saat ini turun dari 15,6 persen, atau sekitar 3.999 balita, menjadi 14,7 persen, atau sekitar 3.732 balita, menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Mataram.
Poliklinik stunting ini akan memberikan perawatan intensif kepada balita stunting, terutama yang mengalami komplikasi, oleh dokter spesialis, termasuk ahli gizi. Balita stunting tidak perlu lagi pergi ke berbagai poliklinik untuk mendapatkan perawatan atau konsultasi, karena para dokter spesialis ini, termasuk dokter spesialis anak, ahli gizi, dan spesialis lainnya sesuai deng
Selain itu, Eka mengatakan bahwa poliklinik stunting ini terintegrasi dengan aplikasi yang disebut Mataram Harum Rendah Stunting (Maharestu). Aplikasi ini menawarkan penyuluhan digital tentang penanganan stunting. Tujuan aplikasi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang stunting. Cara kerjanya sederhana: orang-orang hanya perlu mengunduh aplikasi Maharestu dan memindai barcode yang ada. Setelah itu, mereka dapat mengakses berbagai informasi dan informasi tentang stunting.
Menurut Eka, RSUD Kota Mataram bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), dan Dinas Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana (DP2KB) untuk menerapkan aplikasi Maharestu dan poliklinik stunting ini. Balita dengan indikasi stunting dapat dengan mudah diidentifikasi dan dirujuk ke RSUD Kota Mataram, terutama ke poliklinik stunting, melalui kader posyandu dan petugas puskesmas.
Dr. Usman Hadi, Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, sebelumnya menyatakan bahwa 346 balita stunting telah menerima bantuan susu berprotein tinggi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan pertumbuhan mereka. Program ini dilaksanakan bekerja sama dengan ahli gizi dan dokter spesialis anak di RSUD Kota Mataram, dan setiap balita stunting yang menerima bantuan susu tersebut harus berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk observasi tambahan.