Rusia Bersedia Berbagi Pengalaman dengan Indonesia dalam Pengembangan Energi Nuklir
Bandung, Penjuru – Anna Belokoneva, perwakilan Rosatom di Indonesia, menyatakan kesiapan Rosatom untuk berbagi pengalamannya dengan Indonesia dalam pengembangan teknologi nuklir untuk membantu transisi ke energi bersih. Dia menyampaikan hal ini di ATOMEXPO 2024, acara pameran dan forum global untuk industri nuklir, di Sochi, Rusia.
Anna mengungkapkan keyakinannya bahwa nuklir adalah masa depan energi karena hanya melalui nuklir kita dapat mengatasi perubahan iklim dan mewujudkan dunia yang tidak mengeluarkan karbon sama sekali. Dia menjelaskan bahwa Rusia dan Indonesia telah bekerja sama, terutama dalam bidang pendidikan, sehingga banyak siswa Indonesia belajar tentang teknologi nuklir dan menggunakannya secara langsung di negara mereka.
Meskipun belum ada percakapan konkret tentang kerja sama tertentu, Rosatom secara aktif berkomunikasi dengan Indonesia tentang pengembangan teknologi nuklir. Anna menyatakan bahwa Rosatom bersedia untuk berbagi keahlian dan pengalaman mereka dalam bidang nuklir, yang telah berkembang selama lebih dari delapan puluh tahun.
Negara-negara seperti Turki, Mesir, India, Bangladesh, Tiongkok, dan Belarusia memiliki teknologi nuklir Rosatom, kata Kirill Komarov, Direktur Pengembangan dan Bisnis Internasional Rosatom. Perusahaan Rusia juga berusaha untuk bekerja sama dengan negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Menurut Kirill, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memperkirakan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir akan meningkat 2,5 kali lipat hingga tahun 2050, menyumbang 9 persen dari energi global. Ini menunjukkan kepercayaan global terhadap energi nuklir.
Di sisi lain, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia telah mengundang pelaku industri nuklir dari seluruh dunia untuk bekerja sama dalam pembangunan reaktor nuklir generasi IV di Indonesia. Rencana Indonesia untuk membangun teknologi HTGR pebble bed berkapasitas 40 MWt yang disebut PeLUIt-40 diumumkan oleh Topan Setiadipura, Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir BRIN.
BRIN berharap dapat bekerja sama dengan mitra yang cocok dalam pengembangan teknologi HTGR, seperti Rosatom atau Tiongkok. Rosatom telah berkontribusi pada pengembangan reaktor generasi IV di Indonesia dengan memberikan transfer desain konseptual pebble bed HTGR dari 2015 hingga 2016.
Dengan anggaran sebesar Rp2 triliun, BRIN telah mengajukan proyek pengembangan teknologi HTGR ke Bappenas. Diperkirakan akan memakan waktu sekitar lima tahun untuk menyelesaikan proyek ini. Jenis reaktor generasi IV yang lebih aman adalah HTGR. Ini mampu menghasilkan panas yang dapat digunakan dalam industri, seperti pembuatan gas hidrogen.