SEAMEO Biotrop Melakukan Simulasi Pengujian Kadar Asam Air yang Memengaruhi Ekonomi
Untuk Melakukan Uji Kadar Asam Air di Waduk Cirata, SEAMEO Biotrop Mengajak Perwakilan dari Siswa, Guru, Mahasiswa, dan Ahli.
Kota Bogor, Jawa Barat – South ASEAN Minister Education Organization (SEAMEO) Biotrop telah mengundang perwakilan siswa, guru, mahasiswa, dosen, dan ahli dari dalam dan luar negeri di bidang perairan dan perikanan untuk melakukan uji kadar keasaman air di Waduk Cirata. Salah satu tujuan penting dari uji sampel ini adalah untuk mengevaluasi kehidupan ekosistem di dalam waduk yang berdampak pada perdagangan lokal dan atraksi wisata.
Uji sampel ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pengujian dan penelitian mengenai kadar air di daerah tambang atau bekas tambang yang menampung volume air yang signifikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan manfaat air di daerah bekas tambang, menjadikannya sumber pendapatan ekonomi dan membantu ekosistem sekitarnya.
Direktur SEAMEO Biotrop, Dr. Zulhamsyah Imran, menjelaskan alasan memilih danau sebagai lokasi uji kadar asam air, terutama dalam mengukur dampak logam berat. Ia mengatakan bahwa area yang pernah digunakan sebagai tambang harus dikelola dengan baik agar kualitas air dapat pulih, mendukung ekosistem sekitarnya, dan membantu pertumbuhan ekonomi daerah.
Rombongan SEAMEO Biotrop mengambil sampel air di Waduk Cirata, yang terletak di antara tiga kabupaten di Jawa Barat: Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pelatihan Internasional tentang “Manajemen Danau Buatan dan Pencemaran Air Tambang”, yang berlangsung dari Senin (30/10) hingga Kamis (2/11), dengan 23 peserta terpilih dari 60 orang yang mendaftar.
Pada Kamis pukul 8 pagi, kelompok yang terdiri dari siswa, mahasiswa, guru, dan spesialis pengelolaan air dan perikanan berangkat dari kantor SEAMEO Biotrop di Kota Bogor, Jawa Barat, menuju Waduk Cirata melalui Kabupaten Cianjur.
Mereka menggunakan enam perahu kayu untuk menjelajahi waduk selama sekitar dua kilometer untuk melihat aktivitas nelayan perikanan air tawar, seperti mengelola tambak, memantau tambak, dan memancing.
Pemandangan menarik di sekitar waduk terdiri dari banyak tambak dengan rumah apung di tengahnya. Tanaman eceng gondok juga dapat tumbuh di atas air.
Peserta penelitian mengambil sampel uji air sekitar pukul 12 siang, saat matahari terik. Praktikan menunjukkan cara mengambil sampel air dari permukaan dan dari kedalaman kurang dari 8 meter.
Setelah pengambilan sampel selesai, peserta kembali ke tepi waduk untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang seberapa penting menjaga keasaman air karena logam berat yang ada di dalamnya.
Jadi, simulasi proses pengambilan sampel air dilakukan tadi. Dengan aliran air yang bersih dan ikan yang sehat, kondisi tidak akan seperti ini jika kadar logam tinggi. Menurut Zulhamsyah, hal ini memerlukan persiapan di area yang pernah menjadi tempat tambang.