Selesai! PUPR Menyelesaikan Pembangunan Bendungan Cipanas sebagai Upaya Peningkatan Sistem Irigasi Pertanian
Proyek pembangunan Bendungan Cipanas di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, telah diselesaikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Tujuan dari proyek ini adalah untuk meningkatkan sistem irigasi pertanian di wilayah Rebana, yang merupakan segitiga Cirebon-Patimban-Kertajati.
Untuk mendukung ketahanan pangan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi sangat penting, kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Dengan biaya pembangunan yang tinggi, kualitas pekerjaan dijamin agar infrastruktur ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh petani saat mengairi sawah mereka.
Dengan kapasitas tampungan air sebesar 250,81 juta meter kubik, bendungan Cipanas berfungsi sebagai sumber air baku dan air irigasi untuk pertanian di wilayah segitiga Cirebon-Patimban-Kertajati (Rebana), terutama di Kabupaten Indramayu dan Sumedang.
Diproyeksikan bahwa proyek ini akan meningkatkan pasokan air irigasi di 9.273 hektare wilayah Kabupaten Sumedang dan Indramayu, khususnya di Daerah Irigasi (DI) Cipanas, Cikawung, dan Cibunut. Petani berharap dapat meningkatkan intensitas tanam mereka, mengubah dari satu kali panen setahun menjadi dua atau tiga kali panen.
Selain itu, bendungan Cipanas dirancang untuk memenuhi kebutuhan air baku sebesar 850 liter/detik untuk kawasan industri Rebana dan permukiman, termasuk Bandara Kertajati. Desain saat ini mencakup 650 liter/detik untuk kawasan industri di Kabupaten Sumedang dan 200 liter/detik untuk kebutuhan air minum masyarakat di Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu.
Proyek ini memiliki luas genangan sebesar 1.315,95 hektare dan tinggi bendungan 71,60 meter, yang dapat digunakan sebagai tampungan air pengendali banjir. Ini berpotensi mengurangi debit banjir sebesar 487,75 m3/detik di wilayah Indramayu dan sekitarnya. Bendungan ini juga dapat digunakan sebagai sumber tenaga listrik sebesar 3 MW.
Konstruksi Bendungan Cipanas dijalankan antara tahun 2016 dan 2023 oleh PT. Wijaya Karya – PT. Jaya Konstruksi (KSO), yang berkonsentrasi pada pembangunan struktur utama bendungan dan PT. Brantas Abipraya (Persero) untuk pembangunan infrastruktur pendukung. Proyek ini menelan biaya total Rp2,03 triliun, yang dibayarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).