Mengatasi Eco-Anxiety dengan Diplomasi Lingkungan dan Aksi Nyata
Isu lingkungan yang semakin ramai kini menjadi perhatian utama para generasi muda. Namun, bersamaan dengan itu, muncul pula fenomena eco-anxiety atau kecemasan lingkungan, di mana individu merasakan ketakutan akan dampak bencana lingkungan. Menyikapi hal ini, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sigit Reliantoro, berbagi cara untuk mencegahnya, salah satunya adalah dengan mempelajari diplomasi lingkungan.
Sigit menyatakan bahwa salah satu ciri dari generasi Z adalah kemampuan mudah dalam mendapatkan informasi. Namun, terlalu banyaknya informasi kadang-kadang dapat menyebabkan kekhawatiran. Oleh karena itu, KLHK menciptakan resep untuk mengurangi eco-anxiety dengan belajar diplomasi lingkungan, sehingga generasi muda dapat mengambil tindakan konkret dan langsung mencari solusi, tanpa terus-menerus merasa khawatir terhadap masa depan yang mungkin masih jauh.
Selain itu, Sigit menekankan pentingnya membatasi informasi yang diterima oleh generasi muda. Informasi memang penting, namun lebih baik jika diikuti dengan aksi nyata dan pencarian solusi. Dia juga menyarankan agar generasi muda tetap terhubung dan mendidik orang lain tentang isu lingkungan. Di KLHK sendiri, terdapat Generasi Lingkungan Indonesia (GLI) yang dilatih untuk melakukan advokasi kepada masyarakat dan menjadi pelopor perubahan. Mereka terlibat dalam kegiatan seperti penanaman pohon dan pemulihan lingkungan.
Sigit menambahkan bahwa untuk mengatasi eco-anxiety, penting untuk mengambil tindakan, tetap terinformasi tapi dengan batasan, mencari solusi, dan mendidik orang lain. Untuk meningkatkan kesadaran lingkungan pada generasi muda, KLHK mengadakan berbagai kegiatan lomba setiap tahunnya, termasuk lomba karya ilmiah dan pembuatan video lingkungan. Tahun ini, KLHK juga menggelar Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) pada 8-11 Agustus 2024, yang membahas inovasi dalam mitigasi perubahan iklim dan teknologi untuk pemetaan sumber daya alam.
Melalui Festival LIKE, KLHK mengajak anak muda untuk meningkatkan partisipasi dalam menjaga lingkungan. Festival ini juga menampilkan final lomba diplomasi lingkungan, di mana generasi muda dapat belajar dari para ahli dan mengimplementasikannya. Ada pula workshop dari pakar, seperti dari PLN yang membahas teknologi hidrogen, yang dapat membuka peluang bisnis dan mengetahui prospek studi ke depan. Kesempatan ini tidak boleh disia-siakan, karena memberikan kesempatan untuk belajar, berjejaring, dan bersenang-senang sekaligus.