Subsidi LPG 3 Kg Akan Diganti dengan Uang Tunai, Sekitar Rp 100.000/Bulan!
Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengusulkan perubahan skema pemberian subsidi untuk Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (kg) dari bentuk subsidi langsung menjadi subsidi dalam bentuk nominal uang. Usulan ini diperkirakan baru dapat diterapkan pada tahun 2026, setelah dilakukan penyesuaian terhadap Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno, menjelaskan bahwa dalam skema baru ini, setiap rumah tangga yang berhak akan menerima subsidi setara dengan 3-4 tabung LPG per bulan. Dengan asumsi harga subsidi LPG 3 kg per tabung saat ini adalah Rp33 ribu dan setiap keluarga menggunakan 3 tabung per bulan, maka subsidi tunai yang akan diterima oleh warga diperkirakan sekitar Rp100 ribu per bulan.
“Pemikirannya saat ini adalah setiap rumah tangga akan menggunakan sekitar 3 tabung LPG per bulan. Jadi, subsidi sebesar Rp33 ribu per tabung akan ditransfer langsung ke rekening penerima. Sekitar Rp99 ribu hingga Rp100 ribu per bulan akan dikirimkan kepada setiap penerima,” jelas Eddy dalam program Energy Corner yang disiarkan CNBC Indonesia pada Rabu (10/7/2024).
Subsidi dalam bentuk uang ini akan diberikan melalui transfer ke rekening masing-masing penerima yang terdaftar dalam DTKS. Untuk masyarakat yang tidak memiliki rekening bank, pemerintah akan menyediakan subsidi secara tunai melalui petugas yang ditugaskan.
“Kurang lebih 95% dari masyarakat yang terdaftar dalam DTKS sudah memiliki rekening, yang tersebar bahkan hingga ke daerah pelosok melalui jaringan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Sekitar 3% masyarakat yang belum memiliki rekening akan dikunjungi petugas untuk menerima dana tunai secara langsung,” kata Eddy.
Eddy mengakui bahwa penerapan skema baru ini memerlukan waktu untuk implementasi, karena pemerintah perlu menyempurnakan data penerima bantuan tunai tersebut. “Kami memperkirakan 2025-2026 adalah waktu yang tepat untuk menerapkan sistem ini. Dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik, daya beli masyarakat juga meningkat. Kami berharap dengan sistem ini, volume penggunaan LPG akan berkurang dan subsidi juga akan menurun,” tutup Eddy.