Subsidi LPG 3 Kg Bakal Diganti BLT, Harga Bisa Melonjak!
Pada tahun 2023, Indonesia alami melonjak signifikan dalam impor beras, yang meningkat sebesar 785,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Volume impor beras mencapai 3,06 juta ton pada 2023, melonjak 613,6% dari 429.207 ton pada 2022.
Impor terbesar berasal dari Thailand dengan 1,38 juta ton, diikuti oleh Vietnam. Sementara itu, impor gandum sebagian besar berasal dari Australia, Kanada, dan Rusia, karena Indonesia tidak dapat memproduksi gandum secara domestik.
Namun, Indonesia juga mengimpor komoditas yang sebenarnya dapat diproduksi di dalam negeri, seperti garam, kedelai, jagung, dan kelapa.
Menyusutnya Sektor Pertanian dan Ketahanan Pangan
Sektor pertanian Indonesia menghadapi masalah besar dengan menurunnya jumlah petani dan menyempitnya lahan pertanian. Berdasarkan Sensus Pertanian 2023, jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP) berkurang menjadi 29.342.202 unit, turun 7,45% dari 31.705.295 unit pada 2013.
Subsidi LPG dan Kenaikan Harga
Dalam hal subsidi, pemerintah merencanakan transfer subsidi LPG 3 kg sebesar Rp 33 ribu per tabung untuk setiap rumah tangga, dengan asumsi konsumsi rata-rata 3 hingga 4 tabung per bulan. Subsidi ini akan diberikan melalui transfer rekening kepada masyarakat yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), sementara mereka yang tidak memiliki rekening akan menerima subsidi secara tunai.
Menurut Eddy, skema ini diperkirakan akan diterapkan pada 2025-2026 setelah menyempurnakan data penerima. Saat ini, harga jual LPG 3 kg di Jakarta berkisar antara Rp 19 ribu hingga Rp 22 ribu per tabung, sementara harga keekonomian LPG 3 kg mencapai Rp 53 ribu. Subsidi yang diberikan saat ini adalah Rp 33 ribu per tabung, dan diperkirakan akan meningkat seiring dengan kenaikan konsumsi LPG yang diperkirakan mencapai 8,17 juta kilo liter pada tahun depan.