Pemerintah Sukses Turunkan Angka Kelahiran Total ke 2,14 untuk Pengendalian Pertumbuhan dan Pengembangan SDM
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengumumkan penurunan angka kelahiran total dari 5,6 (1971) menjadi 2,14 (2022). Hasto Wardoyo, Kepala BKKBN, menyatakan bahwa angka 2,1 sudah cukup rendah. Angka ini menjadi dasar untuk mencapai Indonesia Emas 2045, yang mengupayakan peringkat empat atau lima ekonomi dunia dengan SDM yang memadai.
Dalam arah mencapai Indonesia Emas 2045, penurunan angka kelahiran total harus diiringi langkah peningkatan kualitas SDM. Hasto menegaskan pentingnya mempersiapkan generasi mendatang dengan SDM unggul.
Dalam pertemuan evaluasi program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana), serta penurunan angka stunting pada Rabu (30/8), Hasto menekankan akselerasi capaian Bangga Kencana dan penurunan angka stunting untuk membangun SDM yang unggul.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Muhammad Yusuf Ateh, menyoroti perlu menguatkan perencanaan anggaran awal untuk optimalisasi pelaksanaan program.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 di Bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana, sejalan dengan Rencana Strategis BKKBN 2020-2024, mencakup enam sasaran program seperti peningkatan penggunaan kontrasepsi modern, penurunan angka kelahiran total, dan peningkatan indeks pembangunan keluarga.