Untuk Menciptakan Provinsi Cerdas, Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat Menggalakkan Organisasi Pembelajaran
Untuk menjadikan Sulawesi Barat sebagai provinsi yang cerdas, Sekretaris Daerah Muhammad Idris menekankan betapa pentingnya mengoptimalkan sistem pembelajaran.
Muhammad Idris mengatakan dalam sebuah webinar ASN seri ke-10 yang membahas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Mamuju pada hari Jumat, “Diharapkan setiap organisasi terus menerus belajar dan menghindari cara berpikir yang memandang benar dari satu sudut.”
Muhammad Idris memperkenalkan buku “The Fifth Discipline”, yang membahas “Seni dan Praktik Organisasi Pembelajaran”.
Paradigma bahwa setiap organisasi menganggap dirinya benar harus dibuang. Tanggung jawab tidak lagi terbatas pada area tertentu. Itu adalah cara berpikir yang sangat tua. Dia menyatakan bahwa pendekatan seperti itu tidak lagi relevan.
Menurutnya, organisasi yang produktif secara inheren adalah organisasi yang selalu belajar.
Dengan demikian, webinar seperti ini sangat penting, katanya.
Dia memberi tahu kami bahwa judul buku “The Fifth Discipline” merujuk pada pemikiran sistem. Sebagai contoh, untuk membahas Dana BOS, berbagai aspek perlu terlibat, seperti keuangan, pendidikan, dan kesehatan.
Ketika berbicara tentang Dana BOS, fokusnya tidak hanya pada aspek pendidikan. Tetapi, untuk membentuk sistem, pihak-pihak yang memiliki pengetahuan di berbagai bidang, seperti keuangan dan kesehatan, harus terlibat. Terangnya bahwa ini bukan hanya tanggung jawab Dinas Pendidikan.
Dia mengatakan bahwa pemahaman tentang berpikir sistem, juga dikenal sebagai “pikiran sistem”, adalah dasar dari kerja sama yang efektif dalam setiap organisasi.
Menurutnya, kemampuan untuk memastikan kebutuhan perencanaan yang komprehensif adalah salah satu dari empat persyaratan yang harus dipenuhi dalam berpikir sistem.
“Prasyarat pertama ini disebut “visi bersama”, atau visi bersama,” katanya.
Kedua, dia mengatakan bahwa ada “mastery pribadi”, yang merujuk pada keinginan seseorang untuk belajar dalam lingkungan organisasi.
Ketiga, beliau menjelaskan bahwa “model mental”, atau cara berpikir, harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan organisasi setiap hari.
Menurutnya, syarat keempat adalah praktik kerja dan pembelajaran kolaboratif dalam organisasi, juga dikenal sebagai “pembelajaran tim”.
Beliau menegaskan bahwa, dalam mengelola Dana BOS, perhatian harus diberikan pada pemeliharaan sekolah dan perbaikan minor di lingkungan sekolah.
Jangan gunakan dana tersebut untuk operasi yang pada akhirnya tidak akan memengaruhi pihak pribadi. Dia menyatakan bahwa banyak sekolah gagal mencapai tujuan mereka karena melanggar prinsip utama.