Sumber Energi Ini Jadi Kunci Percepatan Transisi Energi di Indonesia
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa gas berperan penting sebagai kunci dalam transisi menuju Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Gas dikenal memiliki emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya, menjadikannya pilihan strategis untuk mengurangi jejak karbon.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, menjelaskan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar puncak emisi karbon di Indonesia tetap pada tahun 2030. Jika puncak emisi bergeser hingga tahun 2035, target Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih (net zero emission/NZE) pada 2060 berpotensi gagal.
Sebagai langkah awal, pemerintah akan mempercepat penggunaan gas bumi, terutama untuk mendukung pertumbuhan industri, sembari terus mendorong penggunaan energi bersih. Eniya menyebutkan penemuan gas alam di Jawa Timur sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kebutuhan energi industri yang tinggi.
“Pak Menteri sudah menginformasikan adanya penemuan gas alam di Jawa Timur, yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pipa gas di Jawa. Ini penting untuk menggantikan energi di industri yang membutuhkan heat demand besar,” jelas Eniya dalam acara Green Economy Expo: Advancing Technology, Innovation and Circularity, Kamis (4/7/2024).
Eniya juga mengungkapkan keyakinannya bahwa harga sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT) akan semakin terjangkau setelah tahun 2030. Ia berharap RUU EBT bisa diselesaikan sebelum masa pemerintahan Presiden Jokowi berakhir, sehingga dapat memacu akselerasi pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
“Kami berharap akselerasi dalam penggunaan energi terbarukan akan meningkat setelah tahun 2030. Namun, kami juga berusaha untuk mempercepat proses ini, dan jika undang-undang tersebut disahkan tahun ini, akan banyak insentif yang dapat mendukung pengembangan energi terbarukan,” tambah Eniya.