Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka dari Buku, Jurnal, dan Sumber Internet
Di balik setiap karya penulisan yang baik, terdapat sumber-sumber informasi yang menjadi fondasi utama penulisannya. Daftar pustaka adalah komponen penting yang memastikan kredibilitas sebuah karya ilmiah. Untuk itu, penting bagi penulis untuk menyusunnya dengan rapi dan terstruktur. Berikut adalah penjelasan mengenai cara menulis daftar pustaka yang benar.
Apa Itu Daftar Pustaka?
Menurut Buku Ajar Bahasa Indonesia Edisi Revisi karya Sujinah, daftar pustaka merupakan kumpulan sumber-sumber informasi tertulis yang digunakan dalam sebuah karya ilmiah. Biasanya, daftar pustaka ditampilkan pada bagian akhir karya tulis dengan halaman tersendiri. Sumber-sumber ini dapat berupa buku, makalah, jurnal, koran, artikel daring, dan lain sebagainya. Daftar pustaka berperan sebagai tanggung jawab ilmiah penulis terhadap gagasan-gagasan orang lain yang digunakan untuk mendukung ide-ide mereka, serta sebagai bukti keterbukaan penulis terhadap sumber referensinya.
Cara Menulis Daftar Pustaka yang Benar
Cara penulisan daftar pustaka bergantung pada jenis sumber informasi yang digunakan. Berikut adalah beberapa teknik penulisan yang umum digunakan :
1. Teknik Penulisan Secara Umum :
- Disusun secara alfabetis dan kronologis berdasarkan nama pengarang atau judul (jika tidak ada nama pengarang).
- Tidak menggunakan nomor urut.
- Jika baris kedua dalam entri berjorok, maka sekitar sepuluh ketukan dari margin kiri.
- Ditulis dengan spasi tunggal, dengan jarak yang lebih lebar antar entri.
2. Buku Sebagai Sumber Acuan :
- Nama pengarang (titik)
- Tahun terbit (titik)
- Judul buku (ditulis dalam huruf miring, titik)
- Kota terbit (titik dua)
- Nama penerbit (titik)
Contoh :
Abu-Lughod, Janet L. 1991. Before European Hegemony: The World System A.D. 1250-1350. New York: Oxford University Press
Alwi, H. et al. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi ke-8). Jakarta: Balai Pustaka
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Eggen, Paul. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta Barat: PT Indeks.
Sebagai catatan, jika tidak tercantum nama penulis, maka nama penerbit atau lembaga penerbitan berpindah ke depan. Contohnya sebagai berikut :
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta.
3. Majalah atau Jurnal sebagai Sumber Acuan :
- Nama pengarang (titik)
- Tahun terbit (titik)
- Judul artikel (diapit tanda petik dua, titik)
- Nama majalah (ditulis dalam huruf miring, diikuti kata ‘dalam’, titik)
- Nomor majalah (kurung buka)
- Bulan terbit [jika ada] (koma)
- Tahun terbit (kurung tutup, titik)
- Kota terbit (titik dua)
Contoh :
Ardian, Irawan. 2009. “Manfaat Memahami Implementasi Bela Negara”. Dalam Media Pembelajaran. 17 (Februari, X). Surabaya.
Tempo. 2000. “Kedaulatan Rakyat”. 11 (Januari, IX). Jakarta.
4.Koran sebagai Sumber Acuan :
Nama pengarang (titik)
Tahun terbit (titik)
Judul artikel (diapit tanda petik dua, titik)
Nama koran (ditulis dalam huruf miring, diikuti kata ‘dalam’, titik)
Tanggal terbit (titik)
Kota terbit (titik)
Contoh :
Kelana Pos. 2015. “Turunnya Rasa Nasionalisme Remaja”. 31 Desember. Jakarta.
Wijaya, Kusuma. 2016. “Pentingnya MKU Bermuatan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara di Perguruan Tinggi”. Dalam Jawa Pos. 10 November. Surabaya.
5. Kumpulan Karangan atau Antologi sebagai Sumber Acuan :
- Nama pengarang (titik)
- Tahun terbit [jika ada] (titik)
- Judul artikel (diapit tanda petik dua, titik)
- Nama editor (diawali dengan kata ‘dalam’ dan diakhiri dengan (Ed.), titik)
- Tahun terbit antologi (titik)
- Judul antologi (ditulis dalam huruf miring, titik)
- Kota terbit (titik dua)
- Nama penerbit (titik)
Contoh :
Jatmiko, Budi. 2009. “Manfaat Pelatihan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara bagi Guru dan Dosen untuk Meningkatkan Rasa Nasionalisme Siswa dan Mahasiswa”. Dalam Sutikno, Ahmad (Ed.). 2011. Nasionalisme dalam Perspektif Pendidikan. Jakarta: Bala Dewa.
Lalu, apabila tidak tercantum nama editor, maka nama penerbit bisa menggantikan posisinya, diikuti dengan komponen lainnya.
6. Internet sebagai Sumber Acuan :
Nama pengarang (titik)
Tahun (titik)
Judul artikel (diapit tanda petik dua, titik)
Nama jurnal (ditulis dalam huruf miring, diikuti dengan keterangan ‘online’, titik)
Volume dan nomor
Alamat situs (diawali dengan kata ‘dalam’, titik)
Tanggal akses (titik)
Contoh :
Beath, O. A. 1995. Selenium and Other Toxic Minerals in Vegetation. Jurnal Ilmu Kesehatan (online), vol. 2, No. 5 (https://www.kes.ac.id/, diakses 25 Desember 2007).
Umar, Sunadi. 2024. Menulis Daftar Pusaka yang Tepat. www.contohsurat.com. Diakses pada 18 Maret 2016.
Apabila dalam artikel tidak tercantum nama penulis, maka alamat situs bisa ditulis di awal, diikuti dengan komponen lainnya. Contohnya sebagai berikut:
www.onyrahayu.blogspot.com. 2016. “Nasionalisme dalam Bahasa dan Sastra Indonesia”. 30 Maret.
Dengan mengikuti pedoman ini, penulis dapat menyusun daftar pustaka secara tepat dan memastikan karya tulisnya memiliki referensi yang akurat dan kredibel. Semoga panduan ini bermanfaat untuk Anda dalam menulis karya ilmiah yang berkualitas.
