Tips dari Kaspersky untuk Menghindari Penipuan Deepfake pada Pemilu 2024
Masyarakat Indonesia semakin khawatir tentang penyebaran konten palsu yang menggunakan teknologi deepfake menjelang Pemilu 2024 dan berbagai aktivitas kampanye. Kaspersky mengatakan bahwa mereka khawatir bahwa teknik ini, yang memanipulasi konten video dan suara dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI), akan digunakan untuk mempengaruhi opini publik menjelang pemilu.
Genie Sugene Gan, Kepala Urusan Pemerintahan dan Kebijakan Publik Kaspersky Wilayah Asia-Pasifik, Jepang, Timur Tengah, Turki, dan Afrika, mengingatkan bahwa selama periode pemilu, Anda harus memperhatikan ancaman digital seperti pesan berbahaya, email phishing, video palsu, dan situs berbahaya. Selain itu, masyarakat diminta untuk waspada terhadap konten berbahaya yang dapat ditemukan secara online.
Teknologi deepfake menggunakan algoritma pembelajaran mesin berlapis untuk membuat gambar, video, dan suara palsu yang meyakinkan. Studi Kaspersky menunjukkan adanya permintaan besar terhadap deepfake, yang kadang-kadang ditargetkan pada individu seperti selebriti atau tokoh politik. Harga video deepfake bervariasi dari 300 hingga 20.000 dolar AS per menit.
Kaspersky menyarankan beberapa cara untuk menghindari bahaya deepfake, seperti mendidik diri sendiri dan orang lain tentang cara mengenali deepfake, menggunakan sumber berita berkualitas, dan mengikuti protokol dasar seperti “percaya tapi verifikasi.” Selain itu, praktik dasar keamanan siber, seperti penggunaan kata sandi yang berbeda dan kuat serta perlindungan data melalui backup rutin, dianggap penting untuk mengurangi risiko.
Kaspersky juga mendorong penggunaan solusi keamanan untuk melindungi perangkat dan jaringan dari ancaman siber. Dalam menghadapi ancaman deepfake, kerja sama antara pemangku kepentingan dianggap penting untuk membangun kesadaran dan kewaspadaan terhadap teknologi deepfake.