Turbulensi dalam Penerbangan : Pengertian, Penyebab, dan Dampak pada Pesawat
Turbulensi dalam penerbangan merupakan fenomena umum yang terjadi saat terjadi perubahan kecepatan aliran udara, yang sering kali menyebabkan guncangan pada pesawat. Meskipun umum, turbulensi dapat memiliki dampak yang serius, bahkan hingga menyebabkan luka atau korban jiwa, serta dapat menyebabkan kerusakan pesawat atau kecelakaan fatal.
Arti Turbulensi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), turbulensi adalah ketidakstabilan di atmosfer yang disebabkan oleh perubahan yang tidak dapat diprediksi dan dikendalikan. Dalam konteks penerbangan, turbulensi terjadi ketika terjadi perubahan tekanan dan kecepatan aliran udara secara drastis, menyebabkan guncangan. Turbulensi biasanya terjadi saat cuaca buruk atau ketika pesawat melintasi awan yang tebal, tetapi juga bisa terjadi saat cuaca cerah, yang dikenal sebagai clear air turbulence (CAT).
Dampak Turbulensi Pada Pesawat
Turbulensi dalam kategori ringan dan sedang umumnya masih dapat dikendalikan oleh pilot dan tidak berbahaya. Namun, turbulensi dalam kategori hebat atau sangat hebat dapat menyebabkan kehilangan kendali pesawat sesaat, barang-barang dalam kabin yang jatuh, serta perubahan ketinggian pesawat secara tiba-tiba. Turbulensi sangat hebat bahkan dapat menyebabkan kerusakan struktural pada pesawat, yang mengharuskan pesawat untuk diperiksa setelah mendarat.
Penyebab Turbulensi Pada Pesawat
Turbulensi yang sering terjadi saat cuaca buruk disebut sebagai turbulensi konvektif. Ini disebabkan oleh awan tebal, khususnya jenis awan kumulonimbus, yang memiliki fase matang dengan updraft dan downdraft yang kuat. Pesawat yang dilengkapi radar seharusnya dapat menghindari area awan kumulonimbus untuk mengurangi dampak turbulensi. Namun, turbulensi juga dapat terjadi saat pesawat melintasi bagian atas awan kumulonimbus atau saat melewati bagian puncak awan tersebut.
Turbulensi pada cuaca cerah, atau CAT, sulit terdeteksi dan dapat terjadi di berbagai wilayah, termasuk di dekat lereng gunung, di atas awan kumulonimbus yang tinggi, dan di sekitar jet stream. CAT dapat disebabkan oleh Kelvin-Helmholtz Instability (KHI) atau oleh turbulensi yang disebabkan oleh gelombang gunung pada daerah pegunungan.
Meningkatkan Kesiagaan Dalam Penerbangan
Untuk mengurangi risiko terluka atau terlempar saat terjadi turbulensi, penting bagi penumpang untuk menggunakan sabuk pengaman selama penerbangan. Pilot juga dapat memberikan laporan tentang lokasi terjadinya turbulensi kepada pihak berwenang untuk evaluasi lebih lanjut.
Dengan pemahaman tentang pengertian, dampak, dan penyebab turbulensi dalam penerbangan, penumpang dapat lebih siap menghadapi situasi tersebut dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan.