Program Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Nasional 2023 secara resmi dimulai di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, pada tanggal 28 Januari 2023. Program ini telah menurunkan jumlah kasus PMK di seluruh Indonesia hingga saat ini.
Program Pengendalian dan Penanggulangan PMK ini mencakup berbagai tindakan, seperti vaksinasi massal, distribusi vaksin, obat, disinfektan, dan penandaan hewan yang dilakukan secara serentak di 29 provinsi di seluruh Indonesia.
Ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan yang harus dilakukan bersama untuk meningkatkan tekad dan kerja keras dalam mengatasi wabah PMK di Indonesia.
Program ini bertujuan untuk mempersatukan petugas lapangan yang melakukan vaksinasi PMK dan penandaan ternak, selain sebagai langkah konkret dalam pengendalian penyakit ini.
Petugas yang telah terlatih dan divaksinasi PMK siap mendukung program ini dalam gerakan pengendalian ini, yang dapat dianggap sebagai bela negara.
Kesuksesan program ini akan menjadi langkah penting menuju pemberantasan wabah PMK di Indonesia.
Menurut Nasrullah, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, sejak wabah PMK muncul di Indonesia pada bulan Mei 2022, pemerintah telah mengambil berbagai langkah untuk mengontrolnya, seperti pengawasan klinis, biosekuriti, pembatasan pergerakan ternak, dan vaksinasi massal.
Sebanyak 9,3 juta dosis vaksin PMK telah diberikan kepada hewan yang rentan terhadap penyakit ini pada tahun 2022, termasuk sapi, kerbau, kambing, domba, babi, dan kambing.
Selain itu, jumlah ternak yang sakit karena PMK juga turun secara signifikan, mencapai 99,98 persen dari puncak kasus pada bulan Juni 2022. Sebanyak 11 provinsi bahkan tidak melaporkan kasus PMK baru selama minimal 14 hari, yang dikenal sebagai “Zero Reported Cases.”
Untuk membuat kelompok ternak kekebalan, setidaknya 80 persen dari populasi hewan yang rentan terhadap PMK harus divaksinasi. Fokus saat ini adalah untuk terus meningkatkan cakupan vaksinasi hingga mencapai 100 persen.
Pada tahun 2023, vaksin PMK untuk sapi dan kerbau telah diberikan sebanyak 35.841.638 dosis, dengan target vaksinasi 80 persen, atau sekitar 32.957.208 dosis.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan pemerintah Australia bekerja sama untuk mendukung upaya pengendalian penyakit kulit berbenjol (PMK) dan penyakit kulit berbenjol (LSD) di Indonesia. Respon global terhadap upaya ini sangat positif.
Ini merupakan langkah penting untuk melindungi mata pencaharian dan perekonomian peternak di seluruh dunia, dan FAO berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas petugas kesehatan hewan dan peternak di lapangan serta memperkuat komunikasi risiko terkait penyakit ini.
Murray Watt, Menteri Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia, menyatakan bahwa Australia mendukung penuh upaya ini dan berharap bahwa kerja sama ini akan membantu melindungi industri peternakan kedua negara.
Pengalaman Indonesia dalam menangani wabah PMK adalah contoh penting tentang bagaimana negara-negara dapat menangani masalah kesehatan hewan yang berdampak ekonomi besar dengan bekerja sama dan bekerja sama. Untuk terus mendukung Indonesia dalam menjaga keamanan pangan dan kesejahteraan peternak, Australia dan FAO berkomitmen untuk melakukannya.
 Nasional 2023 secara resmi dimulai di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, pada tanggal 28 Januari 2023. Program ini telah menurunkan jumlah kasus PMK di seluruh Indonesia hingga saat ini.){kind=link}