Wakil Ketua MPR Menganjurkan Generasi Bangsa untuk Menghargai Persatuan dalam Keberagaman.
Ahmad Basarah, Wakil Ketua MPR, mengajak semua generasi bangsa untuk terus bersyukur atas kenikmatan persatuan di tengah multikulturalisme yang subur di negeri ini. Dia mengatakan bahwa karena keragaman ini, para pendiri bangsa memilih untuk memberikan Pancasila sebagai ideologi daripada kekuatan militer yang kuat.
Basarah mengatakan bahwa Pancasila harus dipuji karena telah terbukti dapat mencegah perpecahan bangsa.
Kekuatan militer mungkin akan melemah jika para pendiri mewariskan kekuatan militer kepada kita. Ideologi akan masuk ke dalam otak dan ditunjukkan dalam tindakan. Ahmad Basarah menyatakan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta pada hari Sabtu bahwa dengan Pancasila, bangsa Indonesia dapat menemukan cara-cara mulia untuk mengatasi tantangan kebangsaan yang dihadapinya.
Di depan 9.000 mahasiswa baru, pernyataan tersebut diucapkan saat penutupan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di Universitas Airlangga (Unair) di Surabaya.
Basarah juga bercerita tentang kunjungan Presiden Soekarno ke Yugoslavia pada April 1960, negara Balkan yang dipimpin oleh PM Josep Broz Tito. Yugoslavia adalah negara pertama di Eropa yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 1 Februari 1950, ketika PM Edvard Kardelj mengucapkan selamat tinggal kepada negara tersebut.
Dalam salah satu percakapan, Bung Karno bertanya kepada Josep Broz Tito apa yang akan ditinggalkan Yugoslavia setelah dia meninggal. Dengan tegas, Tito menjawab bahwa dia akan mewariskan angkatan perang yang kuat untuk menjaga integritas Yugoslavia.
Selain itu, dia menyatakan, “Tito kemudian bertanya kepada Bung Karno mengenai warisan apa yang akan ditinggalkannya bagi Indonesia jika ia meninggal. Bung Karno dengan tegas menjawab bahwa ia akan mewariskan Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa. Terbukti, hingga saat ini Indonesia masih berdiri, tetapi Yugoslavia bubar pada tahun 1995 setelah Tito meninggal pada tahun 1980.”
Acara tersebut juga membahas tema “Urgensi Eskalasi Moral Bagi Generasi Muda”. Dia menyatakan bahwa Pancasila dapat melekat dalam jiwa generasi muda Indonesia karena ideologi ini berasal dari nilai-nilai luhur yang telah ada sejak nenek moyang Nusantara.
Sejak zaman nenek moyang kita, kita telah percaya pada Tuhan, menghormati nilai-nilai kemanusiaan, senang bersatu dan bergotong royong, lebih suka musyawarah daripada konflik, dan menentang ketidakadilan. Oleh karena itu, kata Ahmad Basarah, ideologi ini mudah diterima ketika nilai-nilai ini digabungkan dalam ideologi Pancasila.
Anwar Sadad, Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, mendukung pendapat Ahmad Basarah. Dia juga mengatakan bahwa anak-anak muda yang berani membacakan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 meskipun harus menghadapi risiko ditangkap oleh pemerintah Belanda adalah kunci kemerdekaan Indonesia.
Anwar Sadad menyatakan, “Seperti anak-anak muda dahulu berani sehingga Indonesia merdeka, sekarang anak-anak muda juga harus berani memajukan pemikiran dan pengetahuan agar Indonesia setara dengan bangsa maju lainnya.”
Selain itu, Mayjen Muhammad Nur Rahmad, Asisten Operasi Panglima TNI, menyatakan bahwa sejumlah besar personel militer Indonesia saat ini beroperasi sebagai pasukan perdamaian di berbagai negara. Di tengah konflik, mereka memberikan contoh yang baik dan menyebarkan nilai-nilai Pancasila di negara-negara tersebut.