Wakil Menteri BUMN Meminta Industri, Khususnya Asuransi, Mengadopsi GRC yang Terintegrasi dengan Teknologi Digital
Rosan Perkasa Roeslani, Wakil Menteri BUMN, meminta industri, terutama industri asuransi, untuk mengadopsi tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan (GRC) dengan teknologi digital.
Saat berbicara dalam acara Taspen GRC Insight Forum di Jakarta pada hari Jumat, dia berkata, “Upaya ini bertujuan untuk memastikan tata kelola yang lebih baik dan pengelolaan risiko yang lebih baik.”
Rosan menyatakan bahwa BUMN diharapkan memiliki peran strategis sebagai pencipta nilai dan agen pembangunan, dan oleh karena itu diharapkan dapat memainkan peran penting dalam penerapan GRC.
Metode ini diharapkan dapat menciptakan bisnis yang berkelanjutan dan mengoptimalkan kinerja BUMN.
Rosan menambahkan, “BUMN juga harus selalu mempertimbangkan konteks sosial, perkembangan, perubahan regulasi, manajemen risiko, inovasi teknologi, dan kendala hukum.”
Antonius Nicholas Stephanus Kosasih, Direktur Utama PT Taspen (Persero), menyatakan komitmennya untuk meningkatkan budaya kepatuhan dan manajemen risiko di seluruh perusahaan, termasuk anak perusahaan Taspen, untuk meningkatkan kepercayaan peserta dan pemangku kepentingan.
Untuk meningkatkan kualitas perusahaan dalam bisnis yang dijalankan, Taspen telah mempercepat penerapan inovasi digital dalam proses bisnisnya. Taspen GRC Insight Forum berharap dapat menunjukkan bahwa budaya risiko dan kepatuhan selalu ada dan berkembang di semua lini bisnis.
Acara ini juga meresmikan sertifikasi Sistem Manajemen Kepatuhan Taspen oleh ISO 37301:2021 dan aplikasi Enterprise Risk Management (ERM) Terintegrasi Taspen Group.