WHO-EU Meningkatkan Ketahanan Kesehatan Indonesia dalam Menghadapi Pandemi
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) dan Uni Eropa (European Union/EU) telah mengumumkan kemitraan strategis guna meningkatkan ketahanan sistem kesehatan Indonesia menghadapi pandemi COVID-19 di masa depan.
Perwakilan WHO untuk Indonesia, N. Paranietharan, dalam sebuah pernyataan pers yang diterima di Jakarta, Selasa, menjelaskan bahwa kerja sama ini bertujuan memperkuat infrastruktur kesehatan dan meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan esensial.
“Krisis yang diakibatkan oleh COVID-19 telah memberikan banyak pelajaran berharga, terutama mengenai pentingnya solidaritas internasional dalam melindungi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan kesiapan dan kapasitas respons darurat,” ungkapnya.
Paranietharan menyebutkan bahwa Uni Eropa telah memberikan dukungan keuangan kepada delapan negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia, melalui program ‘Southeast Asia Health Pandemic Response and Preparedness’ selama tiga tahun terakhir.
Program ini mendukung upaya WHO dan Kementerian Kesehatan RI dalam memperkuat infrastruktur kesehatan dan meminimalisir gangguan pada layanan kesehatan penting di Indonesia, yang merupakan negara keempat terpadat di dunia, dengan fokus pada kelompok rentan dan terpinggirkan.
Selain mendukung pembangunan infrastruktur kesehatan, Paranietharan menekankan peran penting program ini dalam memfasilitasi kerja sama lintas sektor, termasuk melibatkan kementerian utama, lembaga akademik, dan organisasi masyarakat sipil, untuk memperkuat strategi respons pandemi dan kesiapan Indonesia.
Kolaborasi ini juga bertujuan untuk memastikan kepatuhan terhadap praktik terbaik secara internasional, serta mendorong aksi bersama dari pemerintah dan masyarakat.
Program ini juga membantu dalam pendirian sistem manajemen informasi laboratorium dan memperkuat kapasitas lebih dari 1.000 laboratorium di Indonesia untuk melakukan tes PCR dan sekuensing genom, yang tetap menjadi prioritas penting dalam penanganan pandemi.
Lebih dari 900 tenaga kesehatan di seluruh Indonesia juga diberdayakan untuk memastikan akses terhadap layanan kesehatan penting di rumah sakit dan puskesmas, termasuk penanganan kasus COVID-19, kesehatan ibu dan anak, imunisasi, telemedisin, surveilans lingkungan, dan layanan kesehatan darurat.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Denis Chaibi, menegaskan bahwa pendanaan dari Uni Eropa menunjukkan komitmen yang kuat dalam memperkuat upaya pencegahan, kesiapan, dan respons terhadap pandemi, dengan memberikan dampak yang nyata di lapangan.
“Komitmen Uni Eropa untuk memperkuat upaya pencegahan, kesiapan, dan respons pandemi ditunjukkan melalui pendanaan ini, yang telah memberikan dampak yang nyata di lapangan,” katanya.
Kemitraan yang telah terjalin selama bertahun-tahun antara WHO dan Uni Eropa sejalan dengan agenda transformasi kesehatan Indonesia yang dimulai pada tahun 2022, yang bertujuan untuk memberikan manfaat jangka panjang dengan membantu meningkatkan kesiapan menghadapi krisis kesehatan seperti COVID-19, flu, dan penyakit saluran pernapasan lainnya.
WHO juga berkomitmen untuk memperkuat jejaring laboratorium di Indonesia, meningkatkan surveilans, dan memperkuat koordinasi antar sektor guna mendukung pelayanan kesehatan primer, penanggulangan penyakit tidak menular, pengendalian resistensi antimikroba, serta mengatasi tantangan lintas sektor seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, hak asasi manusia, dan inklusi disabilitas.