WHO Menggambarkan Situasi Kemanusiaan di Gaza sebagai Diluar Bayangan
Pada Rabu (10/1), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta pemerintah Israel untuk memungkinkan WHO dan lembaga PBB lainnya mengakses pengiriman bantuan Situasi kemanusiaan yang mendesak ke Jalur Gaza. WHO menganggap situasi kemanusiaan di Jalur Gaza “tak bisa terbayangkan”.
Sejak 26 Desember lalu, Sekretaris Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengakui bahwa organisasinya harus membatalkan enam misi ke Gaza utara karena permintaan mereka ditolak dan keamanan perjalanan tidak terjamin. Rencana misi Rabu juga harus dibatalkan.
Tedros berbicara tentang masalah yang dihadapi dalam mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang masih menghadapi masalah yang hampir tidak dapat diatasi. WHO dan mitra lainnya menghadapi tantangan dalam mencapai individu yang membutuhkan bantuan karena hal-hal seperti pemboman yang parah, pembatasan mobilitas, krisis bahan bakar, dan gangguan komunikasi.
Rencana, tim, dan pasokan kami sudah siap. Dalam konferensi pers di Jenewa, dia menyatakan, “Namun, yang tidak kami miliki adalah akses… Kami mengajak Israel untuk mengikuti permintaan WHO dan mitra lainnya untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan.”
Tedros juga menyatakan bahwa hanya sebagian kecil dari 15 rumah sakit di wilayah Palestina yang masih beroperasi. Penyebaran penyakit didorong oleh kekurangan sanitasi dan air bersih serta kondisi hidup yang sangat terbatas di daerah pantai.
Sambil menekankan kesulitan yang dialami penduduk Gaza sebagai akibat dari krisis kemanusiaan ini, dia menambahkan, “Warga harus mengantre berjam-jam untuk mendapatkan sedikit air, yang mungkin tidak bersih, atau roti yang kurang bergizi.”
Dalam panggilan untuk menanggapi krisis kemanusiaan yang memburuk di Gaza, WHO menegaskan pentingnya mendapatkan akses yang diperlukan untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Kondisi sulit di Jalur Gaza membutuhkan tindakan segera dan kerjasama internasional agar bantuan kemanusiaan dapat diterima, menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kualitas hidup bagi penduduk yang terkena dampak.