Ahli Temukan Ayah yang Terlibat dalam Pengasuhan Anak Lebih Sehat Mental
Merawat dan mendidik anak adalah tanggung jawab yang seharusnya dibagi antara kedua orang tua yaitu ayah dan ibu. Namun, dalam banyak kasus, tanggung jawab ini sering kali dibebankan lebih berat kepada ibu, yang mengakibatkan peran ayah dalam mendampingi tumbuh kembang anak tidak optimal. Padahal, studi menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak memiliki dampak positif yang signifikan, terutama dalam hal kesehatan mental mereka.
Menurut Elissa Strauss, penulis buku “When You Care: The Unexpected Magic of Caring for Others,” menjadi seorang ayah bisa membantu pria mengatasi maskulinitas toksik yang sering kali mengekang mereka dari merasakan dan mengekspresikan emosi mereka. Maskulinitas toksik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan norma sosial yang menekankan bahwa pria harus selalu kuat, tidak emosional, dan tidak menunjukkan kelemahan. Norma ini sering membuat pria merasa tertekan untuk menyembunyikan empati dan kepekaan mereka, baik di tempat kerja maupun dalam interaksi sosial sehari-hari.
Namun, peran sebagai ayah memberikan kesempatan unik bagi pria untuk melawan norma-norma ini. Dengan anak-anak mereka, ayah dapat menjelajahi dan menunjukkan sisi lembut dan penuh kasih mereka tanpa takut dihakimi. Mereka memiliki ruang untuk bersikap manis, lembut, dan peka, yang memungkinkan mereka merasakan dan mengekspresikan emosi secara lebih bebas. Penelitian menunjukkan bahwa pengalaman ini tidak hanya memperbaiki hubungan ayah-anak tetapi juga memberikan manfaat kesehatan mental yang signifikan bagi para ayah itu sendiri.
Keterlibatan Ayah dan Kesehatan Mental
Penelitian yang dilakukan oleh berbagai ahli menunjukkan bahwa ayah yang aktif terlibat dalam pengasuhan anak memiliki kesehatan mental yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang kurang terlibat. Keterlibatan ini termasuk berbagai aktivitas seperti memberi makan, mengganti popok, bermain, dan mendampingi anak-anak mereka dalam aktivitas sehari-hari. Melibatkan diri secara aktif dalam peran pengasuhan membantu ayah mengatasi stres, meningkatkan kepuasan hidup, dan mengurangi risiko depresi.
Matt Englar-Carlson, Direktur Center for Boys and Men, dalam bukunya yang dikutip oleh Strauss, menjelaskan bahwa menempatkan pria dalam peran pengasuhan anak memberikan mereka kesempatan untuk menjangkau dan mewujudkan aspek-aspek diri mereka yang mungkin sebelumnya tidak diperlihatkan ke publik. “Ketika kita menempatkan laki-laki dalam peran pengasuhan anak, baik mereka memilih untuk melakukannya atau dipaksa, hal itu memberi laki-laki kesempatan untuk menjangkau dan mewujudkan bagian-bagian diri mereka yang sudah ada di sana, tetapi sering kali tidak ditunjukkan ke publik,” ungkap Englar-Carlson.
Studi Kasus : Pengalaman Eric Gardner
Salah satu contoh nyata dari manfaat ini adalah Eric Gardner, mantan komandan kompi di Angkatan Darat AS. Selama karir militernya, Gardner terbiasa dengan imej maskulin yang menekankan ketahanan dan kekuatan. Namun, setelah menjadi seorang ayah, ia mengalami perubahan besar dalam pandangannya. Merawat putrinya membantunya mengatasi trauma masa lalunya dan memperlihatkan sisi lembut yang sebelumnya sulit dia tunjukkan.
Peran sebagai ayah mendorong Gardner untuk melepaskan diri dari citra maskulin yang ketat dan belajar untuk lebih peka terhadap perasaan orang lain. Ia mulai memperhatikan kelemahan dan ketakutan orang-orang di sekelilingnya dan mencoba memahami mereka dengan cara yang lebih mendalam. Proses ini membuatnya menyadari pentingnya menerapkan hal yang sama pada dirinya sendiri untuk mengatasi rasa malu dan gangguan stres pasca-trauma yang dia hadapi.
“Menghabiskan waktu bersama anak membuat saya sadar bahwa saya harus memahami diri saya sendiri,” kata Gardner. Pengalaman ini bukan hanya membantu dia dalam proses penyembuhan pribadi tetapi juga memperkuat ikatannya dengan putrinya.
Kesimpulan
Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak tidak hanya bermanfaat bagi perkembangan anak tetapi juga memberikan dampak positif yang signifikan pada kesehatan mental ayah itu sendiri. Dengan membebaskan diri dari norma maskulinitas toksik dan mengadopsi peran yang lebih lembut dan penuh kasih, para ayah dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dan mengatasi berbagai tantangan emosional. Penting bagi masyarakat untuk mendukung dan mempromosikan peran aktif ayah dalam pengasuhan, karena hal ini tidak hanya memperbaiki dinamika keluarga tetapi juga membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan harmonis bagi semua anggota keluarga.