Berapa Jumlah Uang yang Dapat Membuat Orang Bahagia? Ini Kata Studi!
Sebuah riset yang dilakukan oleh para ekonom dunia telah mengungkapkan bahwa uang memang dapat membuat orang bahagia. Temuan ini mungkin bisa menjawab perdebatan yang berkelanjutan mengenai apakah uang memiliki kemampuan untuk membuat manusia merasa bahagia. Banyak yang berpendapat bahwa kekayaan atau kepemilikan harta yang bernilai tinggi juga berperan dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang. Namun, menurut laporan dari Forbes pada Senin (12/2/2024), terdapat batasan tertentu di mana seseorang mulai merasakan bahwa uang tidak lagi memiliki dampak signifikan terhadap kebahagiaan. Pertanyaannya, berapa jumlahnya?
Jumlah Uang Yang Meningkatkan Kebahagiaan
Pada tahun 2010, dua penerima Penghargaan Nobel dari Princeton University, Daniel Kahneman dan Angus Deaton, melakukan penelitian yang menyimpulkan bahwa kebahagiaan akan meningkat hanya jika pendapatan mencapai 75.000 dolar AS. Mereka mengklaim bahwa pendapatan tambahan di atas jumlah tersebut tidak lagi berpengaruh signifikan terhadap kebahagiaan seseorang secara keseluruhan. Kahneman dan Deaton menemukan bahwa kebahagiaan meningkat seiring dengan bertambahnya pendapatan, tetapi hal ini hanya berlaku sampai batas tertentu, yaitu sekitar 75.000 dolar AS, atau setara dengan sekitar 108.000 dolar AS pada saat ini.
Jika dihitung dengan kurs 16.261 rupiah per dolar AS, jumlah ini berkisar sekitar 1,75 miliar rupiah. Mereka berpendapat bahwa pemenuhan kebutuhan dasar merupakan tantangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, dan tantangan tersebut dapat berdampak negatif pada kebahagiaan. Namun, kebahagiaan yang sama tidak berlaku bagi mereka yang memiliki pendapatan cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar serta mampu membeli rumah, mobil, berlibur, dan mencapai keamanan finansial melalui tabungan. Bagi kelompok ini, penelitian menunjukkan bahwa pendapatan tambahan tidak akan membuat mereka lebih bahagia. Menurut teori yang diusulkan oleh penulis, sumber kebahagiaan bagi mereka yang memiliki pendapatan tahunan di atas 75.000 dolar AS bukan lagi uang, tetapi berasal dari hal-hal lain seperti kualitas hubungan, kesehatan, dan waktu luang.
Berbeda dengan kebahagiaan, Kahneman dan Deaton menemukan bahwa kepuasan hidup terus meningkat seiring dengan pendapatan yang bertambah. Dengan kata lain, semakin banyak uang yang seseorang hasilkan, semakin puas mereka dengan kehidupan mereka. Hal ini masuk akal karena peningkatan pendapatan berkorelasi positif dengan pencapaian dan kesuksesan karier, yang juga meningkatkan kepuasan hidup seseorang.
Studi Killingsworth Tentang Uang dan Kebahagiaan
Di sisi lain, Profesor dari University of Pennsylvania, Matthew Killingsworth, melakukan sebuah studi pada tahun 2021 yang juga menginvestigasi hubungan antara pendapatan dan kebahagiaan serta kepuasan hidup. Dia menggunakan metode penelitian yang dikenal sebagai pengambilan sampel pengalaman secara real-time. Sekitar 34.000 sukarelawan menerima pesan beberapa kali sehari melalui ponsel mereka yang berisi pertanyaan tentang perasaan dan emosi mereka pada saat itu.
Para sukarelawan juga disurvei mengenai pendapatan dan kepuasan hidup mereka. Dengan menggunakan data ini, yang mencakup lebih dari 1,7 juta sampel, Killingsworth menemukan bahwa pendapatan yang lebih tinggi sangat berkorelasi dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yang lebih besar. Namun, tidak ada angka pasti mengenai berapa banyak uang yang diperlukan untuk mencapai tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup tersebut. Killingsworth hanya menyimpulkan bahwa dengan meningkatnya pendapatan, perasaan positif juga meningkat, sementara perasaan negatif menurun.
Lebih Bahagia Dengan Pendapatan 1,6 Miliar Rupiah
Dilansir dari CBS News pada Jumat (10/3/2023), Kahneman dan Killingsworth bersama Profesor Barbara Mellers dari University of Pennsylvania menerbitkan studi kolaboratif baru pada tahun 2023. Studi ini “memperbaiki” dua penelitian sebelumnya yang memberikan hasil yang bertentangan. Masalah dalam studi tentang 75.000 dolar AS adalah pengukuran kebahagiaan yang terlalu kasar dan tidak memiliki skala yang jelas. Sementara itu, masalah dalam penelitian Killingsworth adalah kurangnya perhatian terhadap fakta bahwa kebahagiaan dari 20 persen populasi yang paling tidak bahagia tidak meningkat setelah mencapai pendapatan tahunan sekitar 100.000 dolar AS, yang jika dihitung dalam rupiah adalah sekitar 1,6 miliar per tahun.
Setelah meninjau kembali data, penulis studi kolaboratif tersebut menyimpulkan bahwa lebih banyak uang memang berhubungan dengan lebih banyak kebahagiaan bagi sebagian besar orang, meskipun tidak bagi semua. Sebanyak 30 persen dari orang-orang yang paling bahagia mengalami peningkatan yang signifikan dalam perasaan sejahtera setelah mencapai pendapatan di atas 100.000 dolar AS per tahun.
Namun, ada kelompok kecil orang yang merasa bahwa pendapatan tambahan tidak membawa perbedaan signifikan. Bagi “kelompok yang tidak bahagia” ini, yang mencakup sekitar 15 persen dari populasi, hubungan antara kebahagiaan dan pendapatan berbeda. Uang tambahan tidak mampu meningkatkan perasaan sejahtera setelah mereka mencapai pendapatan tahunan sebesar 100.000 dolar AS. “Ambang batas pendapatan ini mungkin mewakili titik di mana kesengsaraan yang masih ada tidak dapat diatasi dengan pendapatan yang tinggi,” demikian kata Kahneman, Killingsworth, dan Mellers. Contoh dari kesengsara
