Kota Bogor – BPJS Ketenagakerjaan bekerja sama dengan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Botani Bina Rahma IPB untuk memperluas kepesertaan sektor informal yang menginginkan konsep jaminan ketenagakerjaan syariah.
Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Zainudin usai kegiatan kesepakatan kerja sama di Bogor, Jumat, mengatakan fokus BPJS Ketenagakerjaan yang ingin memperluas peserta sektor informal menjadi strategis melalui bekerja sama dengan BPRS Botani karena memegang potensi peserta 47 persen dari kalangan petani, peternak, pekebun, dan nelayan.
Kesepakatan diantaranya dihadiri langsung Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Zainudin, Komisaris PT BLST IPB Ahmad Mukhlis Yusuf, dan Direktur PT BLST Naufal Mahfudz.
“Kita ini, seperti saya sampaikan, fokusnya informal. Jadi karena informal banyak, UMKM, jadi kita harus gandeng banyak pihak. Salah satunya sistem keagenan. Sistem keagenan yang kita punya sendiri namanya Perisai, ada lagi keagenan perbankan, termasuk bank ini (BPRS) syariah, BPN Syariah, ada BRI link, BNI 46, nah itu engine kami salah satunya keagenan,” katanya.
Zainudin mengutarakan IPB menjadi mitra strategis karena konsentrasi pula pada usaha-usaha sektor informal bidang pertanian, perkebunan, dan perikanan, yang jumlah pelaku usahanya mendominasi 47 persen dari sekitar 70 – 80 juta pekerja informal.
“Nah Pak Naufal ekosistem IPB yang BPRS-nya, kelihatannya juga konsen ke informal ya. Jadi kerja sama ini pas dengan fokusnya kami,” kata Zainudin.
Ia berharap dengan banyak tangan makin banyak pekerja informal yang terlindungi dan terlayani untuk mendaftar dan cara membayar yang jadi lebih mudah karena BPR bergerak sampai ke masyarakat.
“Peserta informal itu baru sekitar 13 persen. Tapi itu jika dibanding tahun 2021 itu 6 persen sekarang 13 persen jadi naiknya dua kali lipat. Tapi masih banyak, masih ada 87 persen yang belum ikut,” katanya.
Zainudin menyampaikan untuk menjangkau potensi peserta yang 87 persen itu, kerja sama keagenan digalakkan. Sampai saat ini ada 286 BPR yang sudah kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan.
Karena itu tahun ini BPJS Ketenagakerjaan harus tumbuh 97 persen untuk informal, jadi hampir dua kali lipat dari tahun 2021.
“Tantangannya literasi, awareness, edukasi, jaminan sosial, dan asuransi, bagi teman-teman yang pekerja yang (gajnya) masih rendah itu tantangannya. Makanya kita harus sebar banyak orang, banyak agen. Mereka kan enggak tahu dapat klaim banyak, itu mereka enggak tahu,” katanya.