Jakarta – PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk atau BDKR sedang melakukan masa penawaran awal atau bookbuilding dengan nominal sebesar Rp100 per lembar saham dan ditawarkan pada rentang harga Rp188 hingga Rp200 per saham.
BDKR melepaskan sebanyak 706,1 juta saham atau sebanyak 15 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, dengan masa penawaran awal pada tanggal 6 hingga 10 Februari 2023.
Kemudian, rencana dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 1 Maret 2023, sebagaimana keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Pasca IPO, BDKR menargetkan pendapatan naik secara konservatif 15 persen pada tahun 2023, 10 persen pada 2024, 8 persen pada 2025, dan 5 persen pada 2026.
Sementara, laba bersih perseroan menargetkan double digit untuk tiga tahun ke depan.
Adapun, delapan kontrak terbesar yang sudah didapatkan perseroan pada awal tahun ini telah berkontribusi sebesar total Rp152,9 miliar per 1 Februari 2023, dari target proyeksi pendapatan tahun 2023 sebesar Rp546,7 miliar atau sekitar 28 persen.
Seluruh dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan perseroan untuk modal kerja.
Perseroan secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 353,05 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan.
Sehingga, setiap pemegang dua saham baru perseroan berhak memperoleh satu Waran Seri I, yang mana setiap satu Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juli 2022, BDKR mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp274,59 miliar atau naik 23,81 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp221,77 miliar.
Sementara, jumlah aset meningkat 30,14 persen dari Rp833,13 miliar di 2021 menjadi Rp1,08 triliun per 30 Juli 2022.
BDKR berdiri pada tahun 1984 dengan spesialisasi di bidang pondasi, perbaikan tanah, konstruksi dermaga, pengangkatan berat, dan penyewaan crane.