Untuk Menjadi Kota Layak Anak, Dinas Kesehatan Kota Surabaya Menyediakan Layanan Ramah Anak di Puskesmas
Sebagai bagian dari upaya menuju Kota Layak Anak (KLA), Dinkes Kota Surabaya mengumumkan bahwa setiap Puskesmas di Kota Pahlawan, Jawa Timur, akan menerapkan Pelayanan Ramah Anak di Puskesmas (PRAP). Pelayanan ini didasarkan pada prinsip-prinsip perlindungan untuk pemenuhan, perlindungan, dan penghargaan hak-hak anak, kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina. PRAP telah digunakan di 63 puskesmas di Surabaya saat ini.
Menurutnya, pelayanan ramah anak meliputi non-diskriminasi, kepentingan terbaik anak, hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan, serta penghargaan terhadap pendapat anak.
Pemerintah Kota Surabaya meminta United Nations Children’s Fund (Unicef) untuk menjadi anggota Inisiatif Kota Ramah Anak (CFCI) pada akhir tahun 2022. Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya, secara langsung memulai inisiatif ini dengan tujuan menjadikan Kota Pahlawan sebagai KLA kelas dunia.
Nanik menjelaskan bahwa untuk mendukung Pelayanan Ramah Anak di Puskesmas, beberapa fasilitas pendukung telah disediakan, seperti media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), ruang konseling khusus untuk anak, ruang tunggu yang terpisah dari ruang tunggu pasien, dan ruang bermain yang aman dengan lantai karpet atau matras. Selain itu, fasilitas ini mencakup tanda larangan merokok, pojok laktasi, toilet terpisah untuk laki-laki dan perempuan, dan prioritas pelayanan untuk anak-anak dan penyandang disabilitas, termasuk wastafel, kursi roda, dan ram.
Namun, Nanik memastikan bahwa pelayanan medis di Puskesmas harus dipercepat sesuai arahan Wali Kota Eri Cahyadi. Sejak 28 November 2022, pemerintah Kota Surabaya juga memberikan kompensasi sebesar Rp50 ribu untuk pelayanan yang tertunda atau tidak sesuai dengan waktu pendaftaran yang melebihi satu jam.
Nanik juga menceritakan tentang upaya mereka untuk meningkatkan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) secara teratur melalui kegiatan Siber Casting, yang merupakan aksi pencegahan stunting, yang ditujukan untuk remaja perempuan di SMP/MTs di seluruh Surabaya. Tablet TTD diberikan ke SMP/MTs setiap minggu melalui puskesmas.