Ganjar Pranowo Memilih Untuk Berada di Luar Pemerintahan
Bandung, Penjuru – Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, lebih memilih untuk tetap berada di luar pemerintahan daripada mengisi jabatan menteri dalam pemerintahan yang akan datang. Mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut berpendapat bahwa dengan berada di luar pemerintahan, mekanisme check and balance akan terjaga lebih baik. Salah satu tujuan utama dari mekanisme ini adalah untuk menghindari terjadinya pemusatan kekuasaan pada satu lembaga saja.
“Dalam pandangan saya, berada di luar mungkin akan lebih baik karena pasti akan terjadi mekanisme check and balance, dan ada banyak individu yang luar biasa di kelompoknya masing-masing, terutama jika kita melihat banyaknya tim atau partai politik yang mendukung pasangan calon. Tentu saja, mereka juga memiliki harapan-harapan tertentu,” ujar Ganjar dalam pernyataannya di Jakarta pada hari Selasa.
Ganjar juga mengucapkan terima kasih atas tawaran posisi menteri yang diajukan oleh pihak yang terlibat dalam wacana pembentukan koalisi besar oleh partai politik yang mendukung pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Namun, dia berpendapat bahwa tawaran tersebut sebaiknya ditujukan kepada partai politik yang tergabung dalam koalisi pendukung Prabowo-Gibran agar lebih adil. Selain itu, jumlah partai politik yang mendukung pasangan calon nomor urut 2 cukup banyak.
Calon presiden yang berpasangan dengan calon wakil presiden Mahfud Md ini menegaskan bahwa akan lebih menghormati proses jika pasangan pemenang Pilpres 2024 diberi keleluasaan untuk menentukan susunan kabinet, dan bahwa keputusannya untuk tetap berada di luar pemerintahan adalah untuk memastikan demokrasi yang sehat.
Karenanya, dia terus menjaga komunikasi dengan para relawan Ganjar-Mahfud baik di dalam maupun di luar negeri untuk melaksanakan berbagai kegiatan. Tujuannya adalah untuk mewujudkan ide atau gagasan dengan memperhatikan kondisi yang terjadi di tengah masyarakat.
Selain itu, Ganjar menyatakan bahwa setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan putusan atas sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (PHPU) yang dijadwalkan pada 22 April mendatang, dia akan kembali menjadi warga biasa. Bersama dengan para relawan, mereka akan melaksanakan kegiatan berbasis komunitas di bidang pendidikan politik, lingkungan, penguatan UMKM, dan pemberdayaan masyarakat miskin melalui pendidikan.
Ganjar juga menyampaikan pesan kepada para relawan dan pemerintahan yang akan datang. Dia berterima kasih kepada para relawan yang telah mendukung Ganjar-Mahfud dan menegaskan bahwa perjuangan mereka tidaklah sia-sia.
“Tentu saja, takdir sudah ditentukan oleh Allah. Oleh karena itu, ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk rakyat, sehingga siapapun yang ditetapkan oleh KPU dan menang, mereka akan dilantik pada bulan Oktober. Mari berikan mereka kesempatan untuk memerintah, dan kita akan mendukung mereka dengan cara yang baik. Kita akan memberikan dukungan, dan jika ada hal yang tidak baik, kita akan mengkritik. Pemerintah yang berkuasa harus menerima kritik dengan baik, karena itu menunjukkan cinta kita pada Republik,” tambahnya.
Sebagai informasi tambahan, pada tanggal 20 Maret 2024, KPU mengumumkan bahwa pasangan Prabowo-Gibran memenangkan pemilihan presiden dengan perolehan suara sebanyak 96.214.691. Sementara itu, pasangan nomor urut 1 menempati posisi kedua dengan perolehan suara sebanyak 40.971.906. Pasangan Ganjar-Mahfud menduduki posisi ketiga dengan perolehan suara sebanyak 27.040.878.
Setelah pengumuman tersebut, pasangan calon nomor urut 3 dan nomor urut 1 mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).