Kemendikbudristek Catat Peningkatan Negara yang Mengajarkan Bahasa Indonesia
Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), pengajaran Bahasa Indonesia telah Peningkatan secara global. Dari 38 negara sebelumnya, sekarang ada 54 negara yang menawarkan kursus Bahasa Indonesia.
Meskipun target awal kami adalah 48 negara, kami telah mencapai 54 negara yang sekarang mengajarkan Bahasa Indonesia. Menurut E. Aminudin Aziz, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek, di Jakarta pada hari Kamis, ini melibatkan lebih dari 300 lembaga pendidikan dengan partisipasi aktif sebanyak 172 ribu peserta.
Aziz mengatakan bahwa keberhasilan ini dapat dicapai berkat kerja sama dari berbagai pihak dan fakta bahwa UNESCO mengakui Bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasanya.
Selain itu, dia menyatakan bahwa pentingnya peran perwakilan Indonesia sebagai mitra internasional penting untuk Bahasa Indonesia tidak dapat diabaikan.
Aminudin menjelaskan bahwa Badan Bahasa telah bekerja sama dengan empat mitra utama untuk mendukung kampanye internasionalisasi Bahasa Indonesia. Pertama, perwakilan Indonesia di luar negeri, seperti Konsulat Jenderal, Kedutaan Besar, dan Konsulat Republik Indonesia.
Kedua, guru Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dan diaspora Indonesia, ketiga, dan peneliti dari Indonesia.
Amin menyatakan, “Peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar negeri menunjukkan bahwa upaya internasionalisasi Bahasa Indonesia memperlihatkan hasil yang luar biasa.”
Pada Senin, 20 November, di Konferensi Umum UNESCO di Paris, Prancis, bahasa Indonesia resmi diakui sebagai bahasa ke-10. Menurut Mohamad Oemar, Duta Besar Republik Indonesia untuk Prancis, Andorra, dan Monako, pengakuan ini menempatkan Bahasa Indonesia di antara bahasa resmi lainnya seperti Inggris, Arab, Mandarin, Prancis, Spanyol, Rusia, Hindi, Italia, dan Portugis.
Oemar mengatakan bahwa sejak pra-kemerdekaan, bahasa Indonesia telah menyatukan bangsa, terutama melalui Sumpah Pemuda pada tahun 1928, yang berhasil menyatukan berbagai etnis di Indonesia.