Kemenhub Berkomitmen Mewujudkan Penerbangan Ramah Lingkungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berkomitmen untuk menciptakan penerbangan yang ramah lingkungan guna mencapai target penurunan emisi nasional secara efektif.
“Ke depan, sektor transportasi udara Indonesia berkomitmen untuk memenuhi target kontribusi penurunan emisi yang ditetapkan secara nasional dan pengendalian emisi gas rumah kaca dalam pembangunan nasional,” ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Sigit Hani Hadiyanto dalam sebuah pernyataan di Jakarta, Kamis.
Sigit menyampaikan bahwa pihaknya telah mengadakan seminar Nilai Ekonomi Karbon (NEK) Subsektor Transportasi Udara dan Sustainable and Resilient Airport, pada Kamis di Sentul, Jawa Barat.
Ia menjelaskan bahwa seminar tersebut diadakan sebagai upaya untuk menindaklanjuti Peraturan Presiden RI Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) guna Pencapaian Target Kontribusi yang ditetapkan secara Nasional dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca dalam Pembangunan Nasional.
Sigit mengatakan penerapan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) menjadi salah satu instrumen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di Indonesia, yang pelaksanaannya dilakukan melalui mekanisme perdagangan karbon, pembayaran berbasis kinerja, pungutan atas karbon, dan mekanisme lainnya sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Penetapan NEK mendorong investasi hijau, mengatasi celah pembiayaan perubahan iklim, dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Menurut Sigit, NEK berperan dalam mitigasi kondisi geografis dan klimatologis, peningkatan kasus bencana hidrometeorologi, dan kebutuhan untuk meningkatkan ketahanan iklim akibat perubahan iklim di Indonesia.
Sigit menambahkan bahwa dalam seminar tersebut juga disosialisasikan hasil pertemuan ICAO Seminar on Green Airports yang sebelumnya diselenggarakan pada tanggal 18-19 April 2024 di Athena, Yunani.
“Dengan demikian, transisi energi ke energi terbarukan menjadi suatu keharusan untuk masa depan. Untuk mensukseskan program transisi energi tersebut, diperlukan dukungan dari semua pihak,” tambah Sigit.
Seminar tersebut dihadiri oleh narasumber dan peserta dari Kementerian dan Lembaga terkait, maskapai nasional termasuk Air Asia Kuala Lumpur, serta Tim Rencana Aksi Nasional Gerakan Rumah Kaca (RAN GRK) Ditjen Hubud Kemenhub.