spot_img

Kemenkes waspadai ragam penyakit yang muncul saat transisi endemi

Date:

Jakarta – Kementerian Kesehatan RI sedang mewaspadai ragam penyakit selain COVID-19, yang muncul di masa transisi dari pandemi menuju endemi di Indonesia.

“Saya kembali mengingatkan masyarakat, ada penyakit yang perlu diwaspadai selain varian baru COVID-19 maupun long Covid yang kini dialami sekitar 30 persen populasi penyintas di Indonesia,” kata Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril dalam Workshop Transisi Dari Pandemi ke Endemi dalam jaringan yang diikuti dari Jakarta, Jumat.

Penyakit yang dimaksud di antaranya Polio yang kini berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) di Pidie Aceh, meski Indonesia sempat melepas status itu sejak 2014.

Kemenkes pada November 2022 mengumumkan satu kasus Polio yang dialami anak berusia 7 tahun 2 bulan di Kabupaten Pidie. Dari hasil tes, anak itu mengidap Virus Polio Tipe 2 dan Sabin Tipe 3.

Menurut laman resmi Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI, hingga saat ini tidak ada obat yang dapat digunakan untuk menyembuhkan polio.

Namun, perawatan kepada pengidapnya dapat tetap dilakukan untuk meringankan gejala. Salah satu perawatan yang dapat dilakukan adalah terapi fisik yang dapat bermanfaat untuk merangsang otot.

Berikutnya adalah penyakit Campak yang dilaporkan dari 12 provinsi berstatus KLB, yakni Aceh, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Utara, Jambi, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, NTT, dan Papua. Jumlah kasus yang dilaporkan sebanyak 3.341 pasien.

“Waspadai juga penyakit menular dan tidak menular lainnya, terutama ginjal akut yang masih kami teruskan penanganannya,” katanya.

Kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada tahun ini dilaporkan dari DKI Jakarta sebanyak dua kasus. Satu di antaranya meninggal dan sisanya berstatus suspek dan telah sembuh.

Dengan dilaporkannya tambahan kasus baru GGAPA, hingga 5 Februari 2023 tercatat 326 kasus GGAPA dan satu suspek yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 116 kasus dinyatakan sembuh.

Penyakit terakhir yang perlu diwaspadai adalah tren peningkatan laju kasus diabetes melitus pada anak di Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan jumlah penderita hingga Januari 2023 mencapai 1.645 pasien.

Kasus diabetes melitus tipe 1 pada anak meningkat sebanyak 70 kali lipat sepanjang periode 2010 hingga 2023 dengan mengacu laporan dari 13 kota di Indonesia.

Diabetes pada dasarnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan 2. Pada kasus diabetes tipe 1, tubuh anak tak bisa lagi memproduksi hormon insulin yang berguna mengontrol kadar gula dalam darah.

Sementara itu, diabetes 2 merupakan kondisi yang lebih kronis, di mana metabolisme dan proses mengubah gula menjadi energi menjadi terganggu.*

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

bank bjb Raih Penghargaan Top 20 Financial Institution 2024 dari The Finance

JAKARTA – bank bjb terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat posisinya sebagai salah...

bank bjb Jalin Kerjasama dengan PT Geo Dipa Energi (Persero) Terkait Layanan Perbankan

BANDUNG - bank bjb terus memperkuat sinergi dan kolaborasi sebagai bagian dari strategi...

Wujudkan Pertumbuhan Bersama, bank bjb Efektif Setorkan Modal ke Bank Jambi

BANDUNG - bank bjb terus menunjukkan komitmennya untuk mendukung pengembangan Bank Pembangunan Daerah...

Bandung bjb Tandamata Resmi Umumkan Daftar Pemain Tim Putri

BANDUNG – Bandung bjb Tandamata resmi mengumumkan daftar pemain tim voli putri...