Salah satu fokus Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) adalah memberikan pendampingan kepada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM), pendampingan sangat penting bagi bisnis mikro kecil dan menengah (UMKM).
Yulius, Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM, menyatakan bahwa mereka siap melakukan pendampingan atas arahan dari MenKopUKM. Dianggap penting, pendampingan membantu mereka yang ingin memulai bisnis mereka sendiri, seperti berjualan.
Mengingat UMKM menyumbang sekitar 99 persen dari total bisnis di Indonesia, Yulius mengajak semua pihak untuk terus mendorong perkembangan UMKM. KemenKopUKM berkomitmen untuk mendorong UMKM dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia.
Selain itu, KemenKopUKM ingin UMKM menjadi sektor formal dengan memiliki nomor induk berusaha. Hal ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi mereka seperti akses ke perbankan, pelatihan, dan integrasi ke dalam rantai pasok.
KemenKopUKM juga mendorong UMKM untuk beradaptasi dengan teknologi dan digitalisasi agar tidak tertinggal. Mereka juga memiliki skema rantai pasokan yang menghubungkan pengusaha besar dengan UMKM untuk belajar dari mereka dan sebaliknya.
KemenKopUKM juga berterima kasih kepada Apindo, Asosiasi Pengusaha Indonesia, karena telah mendukung UMKM dengan meningkatkan ekosistem dan platform infrastruktur pendampingan.
Apindo dan 33 pemangku kepentingan UMKM di Jakarta menandatangani nota kesepahaman sebagai inisiator kolaborasi strategis. Dengan melibatkan pemerintah, akademisi, swasta, media, dan masyarakat, kerja sama ini bertujuan untuk mendorong kemajuan UMKM agar lebih kompetitif dan inklusif.
Shinta W. Kamdani, Ketua Umum Apindo, mengatakan bahwa kolaborasi strategis antara Apindo dan para pemangku kepentingan UMKM sangat penting untuk menciptakan ekosistem UMKM yang inklusif dan kompetitif. Ia percaya bahwa dengan bekerja sama, UMKM Indonesia dapat tumbuh lebih baik, menjadi lebih inovatif dan kreatif, dan berkontribusi secara signifikan pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.