Kementerian BUMN Bersiap untuk Menutup Perusahaan yang Tidak Menunjukkan Performa
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali menyatakan niat untuk melakukan pemangkasan terhadap perusahaan BUMN dengan Performa keuangan yang buruk.
Menurut Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri BUMN, Kementerian akan melanjutkan kebijakan penutupan perusahaan jika perusahaan BUMN tidak dapat melakukan perbaikan dan transformasi. Pernyataan ini disampaikan oleh Tiko pada hari Senin di acara perayaan dua tahun ID FOOD di Jakarta.
Jika perusahaan tidak menunjukkan kemajuan keuangan atau tidak dapat melakukan transformasi, Kementerian BUMN akan menutupnya. “Kami akan lihat sampai sembilan bulan ini seperti apa,” tegas Tiko.
Meskipun Tiko tidak ingin memberikan komentar tentang perusahaan yang mungkin ditutup, ia mengatakan bahwa banyak perusahaan dalam PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) perlu dikaji ulang. Sebelumnya, pada akhir Desember 2023, tujuh perusahaan BUMN—Merpati, Istaka Karya, dan PT Kertas Leces—telah dibubarkan oleh Kementerian BUMN.
Transformasi Kementerian BUMN bertujuan untuk mengelola di bawah 40 BUMN yang terklaster dalam 12 klaster. Ini mencakup perampingan BUMN dari 114 perusahaan pada awalnya menjadi di bawah 40.
Holding Danareksa PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dibentuk oleh Kementerian BUMN untuk membantu klaster BUMN yang mengalami masalah keuangan dan usaha dengan merestrukturisasi perusahaan kecil menjadi perusahaan yang lebih besar.
PT PPA memiliki fungsi khusus dalam menangani restrukturisasi perusahaan yang tidak lagi beroperasi dan memberikan kontribusi, bahkan dengan melakukan pembubaran perusahaan dalam beberapa kasus.
Dengan langkah tegas Kementerian BUMN dalam menutup perusahaan yang tidak menunjukkan performa, diharapkan transformasi dan perbaikan kondisi keuangan BUMN dapat tercapai, menciptakan struktur manajemen yang lebih efisien dan berkelanjutan di masa depan.
