Kementerian Ketenagakerjaan menyatakan bahwa perluasan pelatihan vokasi berbasis desa menjadi prioritas utama untuk memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang sama ke peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di seluruh daerah.
Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan Caswiyono Rusydie Cakrawangsa berharap pelatihan vokasi inklusif di setiap desa. Ia menekankan bahwa ada banyak praktik terbaik yang dapat digunakan sebagai contoh dan inspirasi untuk membangun gerakan pelatihan vokasi berbasis desa, salah satunya terjadi di Lombok Timur.
Selama kunjungan kerjanya ke Lombok Timur untuk memeriksa program peningkatan kompetensi di desa-desa, Caswiyono menekankan pentingnya memberikan akses ke peningkatan kompetensi melalui pelatihan vokasi di wilayah desa. Menurutnya, rencana ini dapat dicapai melalui penggabungan berbagai program dan kebijakan pemerintah, seperti yang berasal dari APBN, APBD, dan APBDes.
Caswiyono sangat tertarik dengan inisiatif ini dan berharap dapat menjadi contoh bagi daerah lain untuk melakukan inovasi dalam pembangunan ekonomi pedesaan.
Pada kesempatan yang sama, Junaini, Pj Bupati Lombok Timur, menyatakan bahwa akses ke peningkatan kompetensi harus terus diperluas. Program ini harus mencakup tindak lanjut setelah pelatihan dan bukan hanya pelatihan.
Junaini menjelaskan bahwa pemerintah daerah Lombok Timur mendorong penggunaan dana desa untuk mendukung peralatan dan fasilitas pasca pelatihan karena banyak tantangan yang dihadapi peserta setelah menyelesaikan pelatihan.