Kenali Sunah Berbuka Puasa, ‘Berbukalah dengan yang Manis’ Bukan Anjuran!
Bandung, Penjuru – Dalam masyarakat Indonesia, ungkapan “berbukalah dengan yang manis” sering diasosiasikan dengan kebiasaan berbuka puasa dengan makanan dan minuman yang memiliki rasa manis. Namun, sebenarnya, ungkapan ini merupakan slogan dari salah satu produk minuman dan bukan merupakan anjuran atau sunah berbuka puasa.
Sunah Berbuka Puasa
Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, sunah berbuka puasa mengikuti cara Nabi Muhammad SAW adalah dengan menyegerakan berbuka, mengonsumsi kurma bilangan ganjil, dan minum air putih. Nabi Muhammad SAW seringkali berbuka puasa dengan beberapa kurma matang dan basah, atau dengan kurma kering. Jika tidak ada kurma, beliau akan meminum beberapa teguk air. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, dan At-Tirmidzi.
Meskipun berbuka dengan kurma adalah anjuran karena terkait dengan kebiasaan Nabi Muhammad SAW, bagi masyarakat di luar Arab yang tidak mendapatkan kurma, makanan setempat juga dapat digunakan. Namun, konsumsi makanan dan minuman manis seperti kolak juga diperbolehkan, asalkan tidak berlebihan dan tetap menyehatkan.
Buka dengan yang Manis Bukan Anjuran
Ustazah Lulung Mumtaza menjelaskan bahwa berbuka puasa dengan makanan atau minuman manis bukanlah termasuk sunah dan tidak tercantum dalam hadis Nabi Muhammad SAW. Hadis-hadis yang ada hanya menyebutkan berbuka dengan kurma basah, kurma kering, atau air putih ketika tidak ada kurma.
Meskipun demikian, para ulama menggunakan qiyas dari hadis tersebut untuk menganjurkan umat Islam berbuka puasa dengan makanan dan minuman manis, mengikuti cara Nabi Muhammad SAW berbuka dengan kurma. Namun, di Indonesia, di mana kurma tidak selalu mudah didapatkan, masyarakat dapat berbuka dengan buah-buahan seperti apel, jeruk, atau salak, atau dengan meminum air.
Dalam kesimpulannya, yang terpenting adalah berbuka puasa dengan secukupnya, tidak berlebihan, dan mengonsumsi makanan dan minuman yang menyehatkan.