Konservasi Energi sebagai Pilar Efisiensi dalam Menghadapi Perubahan Iklim
Manajer Program CLASP, mitra Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Nanik Rahmawati, menegaskan bahwa konservasi energi merupakan langkah kunci dalam meningkatkan efisiensi energi dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Menanggapi hal ini, Nanik mengatakan, “Berhemat pemakaian listrik ini adalah salah satu contoh konservasi energi.” Dia menyoroti pentingnya upaya untuk mendorong efisiensi energi dari skala rumah tangga hingga industri atau perusahaan.
Nanik menjelaskan bahwa konservasi energi akan secara langsung mengurangi beban daya listrik yang digunakan sehari-hari, membantu masyarakat untuk menghemat pembayaran iuran listrik bulanan. “Dengan berhemat daya listrik, dapat dikalkulasi efisiensi energi yang telah dicapai, meskipun tanpa melihat nominalnya secara langsung,” ujarnya. Ini berbeda dengan pengeluaran anggaran yang terlihat secara langsung ketika membuat rencana tenaga (power plan).
Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulawesi Selatan, Eka Prasetyo, menyatakan bahwa pihaknya bersama instansi terkait berupaya menyosialisasikan pentingnya konservasi energi. Namun, ia mengakui bahwa masih diperlukan sosialisasi yang lebih intensif karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan anggaran.
Prasetyo juga menyoroti pentingnya pasokan listrik yang andal untuk pengembangan ekonomi dan kebutuhan listrik pedesaan di Sulawesi Selatan. “Listrik adalah kebutuhan utama, jadi kita harus bersinergi untuk sama-sama membangun ekonomi dan kehidupan masyarakat yang lebih baik,” katanya.
Dia menekankan bahwa pemanfaatan energi listrik harus dilakukan dengan bijak agar tidak mengakibatkan pemborosan energi dan biaya operasional yang tinggi.
Kesadaran akan pentingnya konservasi energi sebagai strategi utama dalam menghadapi perubahan iklim menegaskan bahwa upaya efisiensi energi merupakan langkah yang krusial bagi masa depan yang berkelanjutan.