Korlantas Melaksanakan Diseminasi Pendidikan Lalu Lintas di Sekolah
Pada hari Kamis, Korps Lalu Lintas Polri menyelenggarakan diseminasi Pendidikan Lalu Lintas (PPL) kepada siswa dari sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) di Provinsi Banten.
Bekerja sama dengan PT Jasa Raharja dan Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemenristek), acara ini merupakan bagian dari upaya penyebaran informasi tentang PPL 2024. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan penerapan PPL sebagai kurikulum mata pelajaran nasional di tingkat dasar hingga menengah atas.
Direktur Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas (Dirkamsel) Korlantas Polri, Brigjen Pol. Bakharuddin Muhammad Syah, menyatakan bahwa salah satu tujuan PPL adalah untuk meningkatkan pendidikan lalu lintas anak-anak, dengan harapan dapat mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia, yang saat ini mencapai lebih dari 28.000 kasus.
Menurut Bakharuddin, angka kecelakaan yang tinggi ini harus menjadi perhatian bersama, dan pentingnya mengikuti aturan lalu lintas harus ditanamkan sejak usia dini. Korlantas Polri memilih untuk berkonsentrasi pada siswa dari kelas 1 SD hingga kelas 12 SMA/sederajat dalam hal ini.
Dengan Kota Serang, Provinsi Banten, Diseminasi PPL 2024 dimulai, dengan fokus pada masalah penggunaan kendaraan oleh siswa, terutama motor, saat pergi ke sekolah.
Direktur Hubungan Kelembagaan PT Jasa Marga, Munidi Herlambang, menjelaskan bahwa diseminasi ini merupakan hasil kerja sama antarlembaga untuk mengurangi angka kecelakaan dengan menerapkan pendidikan lalu lintas sebagai bagian dari kurikulum resmi Kemendikbudristek.
Karena banyak pengguna kendaraan di kalangan usia sekolah, pendidikan lalu lintas dianggap penting sejak dini. Dengan 1.448 sekolah yang memenuhi syarat untuk mendapatkan program pendidikan lalu lintas, Provinsi Banten adalah lokasi pertama diseminasi nasional ini.
Tabrani, Kadisdik Provinsi Banten, menyambut baik menambahkan materi tentang lalu lintas ke dalam kurikulum sekolah, terutama mengingat jarak yang jauh antara rumah dan sekolah yang mengharuskan siswa menggunakan kendaraan. Data menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas paling sering terjadi di Banten pada usia remaja.
Sebuah model integrasi pendidikan lalu lintas yang melibatkan berbagai lembaga diharapkan dapat menekan angka kecelakaan yang tinggi. Pendidikan lalu lintas dalam kurikulum nasional diharapkan dapat mencegah siswa menjadi korban dan mengurangi pelanggaran.
Tabrani menambahkan bahwa pendidikan lalu lintas dapat membantu orang lebih memahami rambu-rambu jalan dan berkendara dengan baik. Orang tua juga diharapkan mengajarkan anak-anak mereka cara berkendara yang baik.