Tahun politik 2024 akan menjadi peristiwa yang berbeda dalam sejarah demokrasi Indonesia, terutama karena dominasi pemilih muda. Penting bagi partai politik dan seluruh masyarakat, khususnya para mahasiswa, untuk tetap jujur selama proses pemilihan ini.
Menurut data dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang dirilis oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Juli 2023, sekitar 52 persen dari pemilih yang memilih pada Pemilu 2024 adalah pemuda. Pemilih berusia 17 hingga 30 tahun menyumbang 31,23 persen, atau 63,9 juta jiwa, dan pemilih berusia 31 hingga 40 tahun menyumbang 20,7 persen, atau 42,4 juta jiwa.
Dari 1.393.282 pemilih yang terdaftar untuk Pemilu 2024, sekitar 36,0 persen adalah milenial, atau sekitar 501.188 pemilih, menurut KPU Kota Depok, Jawa Barat. Kelompok Gen X (lahir dari 1965 hingga 1980), dengan 415.523 pemilih, atau 29,8 persen dari total DPT, mengungguli kelompok Gen Z (lahir dari 1997 hingga 2012), dengan 294.21 pemilih, atau 21,1 persen dari total.
Dalam persiapan Pemilu 2024, dominasi pemilih muda, terutama milenial, meskipun pemilih “baby boomer” (kelahiran 1946 hingga 1964) dan “pre boomer” (kelahiran sebelum 1945) juga memiliki pengaruh.
Partisipasi aktif pemilih, terutama pemuda dan mahasiswa, sangat penting untuk menjaga proses pemilihan umum yang transparan, jujur, dan akurat. Peran mereka semakin penting karena suara mereka akan menentukan hasil Pemilu 2024.
Sangat penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang proses pemilu, calon presiden dan wakil presiden, serta calon anggota legislatif dan anggota parlemen. Meskipun generasi milenial sudah terbiasa dengan dunia digital, pemahaman mereka tentang pemilu dan pesta demokrasi masih perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, mahasiswa harus terus diajarkan tentang aturan main, pihak yang terlibat, dan pemilu.
Setiap bagian masyarakat harus memiliki pengetahuan yang memadai dan kemampuan untuk mengawasi pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) sesuai dengan UU Nomor 14/2008. Ini akan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan badan publik yang efektif.
Meskipun informasi tentang pemilu tersedia di situs web KPU, kata Prof. Dr. Ibnu Hamad M.Pd, Guru Besar Komunikasi UI dan mantan Pejabat Pengelola Informasi Publik Kementerian Pendidikan Kebudayaan, kesadaran mahasiswa untuk mengaksesnya masih perlu ditingkatkan. Masa depan Indonesia sangat dipengaruhi oleh setiap suara yang diberikan.
Selain menjadi pemilih yang cerdas, mahasiswa diharapkan dapat berperan langsung sebagai petugas pemilu. Mereka harus memiliki integritas yang diperlukan untuk menjaga suara pemilih murni dan melaporkan kecurangan.
Meskipun partisipasi pemilih di Indonesia sangat tinggi, kecurangan sering menyebabkan suara pemilih tidak efektif. Mahasiswa harus tetap waspada dan mengetahui kepada siapa mereka melaporkan tindakan kecurangan yang mereka saksikan.
Meskipun data statistik akan memainkan peran penting dalam pesta demokrasi 2024, masyarakat harus berhati-hati saat menggunakannya. Jika digunakan dengan benar, data dapat membantu pesta demokrasi berlangsung, tetapi jika digunakan dengan salah, dapat menyebabkan perdebatan yang tidak produktif.
Untuk menjaga integritas proses pemilihan, para ilmuwan harus tetap netral dan data harus diinterpretasikan dengan benar. Kita berharap bahwa Pemilu 2024 akan berjalan dengan lancar, jujur, adil, dan memastikan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan berpartisipasi aktif, meningkatkan pemahaman, dan menggunakan data dengan bijak.