Menjadikan Nyamuk Penyebab DBD Mandul Melalui Radiasi Nuklir
Teknik Serangga Mandul (TSM) : Solusi Nuklir untuk Mengendalikan Nyamuk Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)
Suara nyamuk menjadi latar belakang di laboratorium Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi Organisasi Tenaga Nuklir di Jakarta. Di tempat ini, ratusan ribu nyamuk, terutama Aedes aegypti, yang merupakan penyebab utama penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), dijaga dengan cermat.
Peneliti di laboratorium ini sedang berkonsentrasi pada Teknik Serangga Mandul (TSM), yang menggunakan sinar gamma Cobalt 60 dan Cesium untuk membuat nyamuk mandul.
TSM berfokus pada nyamuk DBD jantan. Ketika nyamuk jantan ini berada dalam fase pupa, mereka terpapar radiasi gamma. Akibatnya, alat reproduksi mereka tidak dapat berfungsi dengan baik saat mereka dewasa. Meskipun nyamuk jantan mandul ini masih dapat membuahi betina, telur tidak akan menetas.
BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) membiakkan populasi nyamuk DBD yang dimandulkan untuk kemudian dilepaskan ke alam liar dengan tujuan mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti biasa di masyarakat. Nyamuk kehilangan kemampuan terbang, umur, dan daya saing perkawinan karena radiasi.
Konsep pembanjiran populasi—juga dikenal sebagai rasio overflooding—melepaskan nyamuk mandul sembilan kali lipat lebih banyak daripada nyamuk biasa untuk mengkompensasi kekurangan “daya” nyamuk mandul akibat radiasi.
Pilot TSM telah dilakukan di beberapa tempat, termasuk Kota Bandung. Hasilnya menunjukkan populasi nyamuk DBD telah turun sekitar 60% di lokasi pelepasan yang padat penduduk. TSM diharapkan dapat menjadi metode pengendalian DBD alternatif yang tidak berbahaya bagi energi nuklir di Indonesia.
Di Indonesia, ribuan kasus dan kematian penyakit DBD tercatat setiap tahun. Langkah-langkah penting dalam mengatasi penyakit ini adalah mencari solusi seperti TSM dan upaya 3M (menguras, menutup, dan mengubur), serta mendapatkan pengobatan awal.