Untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, pemerintah kota sedang mengembangkan teknik pertanian baru yang ramah lingkungan.
Petani di Handil Babussalam, Bangkal, Kecamatan Cempaka, telah menggunakan mulsa tanpa olah tanah, yang telah terbukti meningkatkan produksi tanaman padi, kata Wartono, Wakil Wali Kota Banjarbaru, pada hari Senin di Banjarbaru.
Wartono menyatakan komitmen Pemerintah Kota Banjarbaru untuk mendukung dan mendorong pengembangan metode pertanian inovatif yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian, terutama pada tanaman padi. Metode pertanian yang efisien dan ramah lingkungan, seperti mulsa tanpa olah tanah, diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Wartono juga mengatakan bahwa dia berharap petani lain akan mengambil contoh produksi tanaman padi dengan metode mulsa karena metode ini tidak hanya menghasilkan keuntungan finansial tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.
Pihak mengapresiasi upaya penyuluh pertanian dan petani Handil Babussalam yang telah menggunakan teknik pertanian yang ramah lingkungan dan efektif dengan memanfaatkan bahan organik.
Metode mulsa tanpa olah tanah adalah teknik pertanian yang menggunakan lapisan penutup organik seperti jerami, daun, atau rumput kering pada tanah untuk melindunginya dari erosi, mempertahankan kelembaban, meningkatkan kesuburan tanah, dan mencegah pertumbuhan gulma. Ini mengurangi atau menekan penggunaan alat berat.
Dengan mengurangi penggunaan alat berat dalam pengolahan tanah, biaya dan tenaga kerja yang diperlukan turun. Akibatnya, para petani mendapat manfaat.
Penggunaan metode ini di Handil Babussalam telah menunjukkan hasil yang luar biasa; metode konvensional menurunkan produktivitas pertanian hingga 30%. Hasil per hektar mencapai 5 ton selama masa tanam 157 hari. Selain itu, metode ini mengontrol pertumbuhan gulma dan mengurangi erosi tanah, sehingga tanaman padi tumbuh lebih baik dan lebih baik.