Menteri BUMN Erick Thohir Terus Mencari Mitra untuk PT Bank Syariah Indonesia (BSI)
Menurut Erick Thohir, menteri BUMN, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), yang akan mendivestasikan saham di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), sedang mencari mitra baru.
Erick mengatakan setelah meletakkan batu pertama pada pembangunan BSI Tower di Jakarta, “Kami masih dalam tahap diskusi karena mencari mitra tidak boleh terburu-buru.”
Erick berharap bahwa mitra baru akan membuat BSI menjadi bank syariah yang dikenal di seluruh dunia. Dengan penanaman modal baru, BSI diharapkan dapat meningkat dari peringkat 12 saat ini dan masuk ke dalam sepuluh besar bank syariah global.
Erick mengatakan, “Kami ingin mencari mitra yang dapat menjadikan BSI sebagai bank syariah yang diakui secara global. Mitra yang dapat membuka akses internasional, membuka kantor di London, Riyadh, Mekkah, Madinah, Dubai, itulah yang kita dorong.”
Erick menyatakan bahwa mitra dari luar negeri sangat penting untuk menjadikan BSI sebagai bank syariah terbesar di dunia. Semua peluang dan potensi masih dipertimbangkan, dan Timur Tengah adalah yang paling penting.
“Kami memberikan prioritas kepada Timur Tengah,” katanya.
Pada saat yang sama, berdasarkan Risk Rating Environment, Social, and Governance (ESG) yang dirilis oleh Sustainalytics (lembaga rating ESG global), BSI menduduki peringkat ketiga dari semua perbankan syariah di dunia. BSI mencatat pertumbuhan laba sebesar 31,04 persen dari Rp3,21 triliun pada kuartal III-2023 menjadi Rp4,2 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan berbasis komisi, juga dikenal sebagai pendapatan berbasis komisi (FBI), meningkat 12,44 persen pada kuartal ini, dari Rp2,69 triliun pada kuartal III tahun sebelumnya menjadi Rp3,02 triliun pada kuartal ini. Aset BSI meningkat 14,23% menjadi Rp320 triliun, dan pengelolaan aset meningkat. Tingkat pengembalian aset, atau return on asset BSI, meningkat dari 2,08% menjadi 2,3% pada kuartal III tahun ini. Pembiayaan BSI juga meningkat 15,94% dari Rp200 triliun pada kuartal III tahun 2022 menjadi Rp232 triliun pada kuartal III tahun ini.