Jakarta – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menyakini perempuan yang berdaya akan mampu mencetak generasi yang cerdas, tangguh, dan bebas stunting.
“Dalam jangka panjang, berdayanya seorang perempuan juga akan mewujudkan generasi cerdas, tangguh, bebas stunting,” kata Bintang Puspayoga dalam keterangan, Jakarta, Senin.
Menurut Bintang Puspayoga, stunting tidak hanya terkait masalah kesehatan. Stunting memiliki permasalahan yang lebih kompleks mencakup sosial dan budaya, seperti perkawinan anak, peran dalam pengasuhan anak yang setara, kekerasan yang dialami Ibu, hingga berdayanya perempuan secara ekonomi.
“Stunting masih menjadi isu nasional yang mengancam pemenuhan hak dasar bagi anak-anak. Selama ini orang memahami bahwa anak yang mengalami stunting terjadi karena kekurangan gizi semata. Padahal dibalik kekurangan gizi tersebut, ada masalah yang lebih kompleks, mencakup permasalahan sosial dan juga budaya,” katanya.
Menteri PPPA mengatakan isu dalam lima arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang masih dihadapi hingga saat ini dan sangat berpengaruh terhadap angka stunting adalah perkawinan anak dan pengasuhan dalam keluarga.
Isu lainnya yang juga berdampak terhadap stunting yaitu pengasuhan di keluarga secara setara yang belum benar-benar diterapkan oleh keluarga di Indonesia.
Dikatakannya, pengasuhan dalam keluarga harus menjadi tanggung jawab bersama antara ayah dan ibu. Cara pandang yang setara dan saling mendukung antara ayah dan ibu dalam pengasuhan merupakan kunci pemenuhan gizi bagi anak pada 1.000 hari pertama kehidupan untuk mencegah stunting.
Untuk itu Kementerian PPPA mendorong semua pihak bergerak bersama untuk memberdayakan perempuan dengan memprioritaskan konsep pengasuhan setara, mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta menekan angka perkawinan anak.