Pakar : Peningkatan Ekspor dan Investasi Menjadi Kunci Indonesia Menuju Status Negara Maju
Seorang pengamat ekonomi Esther Sri Astuti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef). Mengatakan bahwa meningkatkan nilai ekspor dan investasi sangat penting bagi Indonesia untuk keluar dari keadaan. Negara berpendapatan menengah dan menuju status negara maju.
“Meningkatkan nilai ekspor terlakukan dengan mengolah ekspor komoditas mentah menjadi ekspor produk jadi,” kata Esther
Esther menekankan bahwa pemerintah harus meningkatkan kualitas pendidikan untuk membuat sumber daya manusia yang baik. Yang akan mendorong kemajuan dan mengangkat Indonesia menjadi negara maju. Ini akan meningkatkan nilai ekspor produk dengan nilai tambah.
Menurutnya, karena ekspor Indonesia masih terutama bergantung pada komoditas, perlu pergeseran dari ekspor komoditas ke produk jadi dan bernilai tambah.
Esther menekankan bahwa rantai pasokan yang lengkap, infrastruktur pendukung kawasan industri, dan regulasi yang konsisten dan jelas terperlukan untuk mengoptimalkan peluang ekspor Indonesia untuk produk bernilai tambah tinggi melalui hilirisasi komoditas berbasis sumber daya alam, yang terdukung oleh investasi di sektor tersebut.
Sebelum ini, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan telah berkomitmen untuk terus mendukung pelaku usaha, terutama eksportir, dengan membuat kebijakan yang mempermudah dan menghilangkan hambatan ekspor barang Indonesia di pasar internasional. Saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) ke-1 tahun 2023 di Jakarta pada Senin (6/3), Mendag menyatakan komitmen ini.
Mendag berterima kasih atas kontribusi pelaku ekspor nasional, yang berkontribusi besar terhadap surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar 54,53 miliar dolar AS pada tahun 2022, meningkat 54% dari tahun sebelumnya. Pelaku ekspor memberikan kontribusi sebesar 292 miliar dolar AS, naik 26% dari tahun sebelumnya. Dan secara signifikan mendukung surplus neraca perdagangan Indonesia.