spot_img

Pemerintah Membentuk Kader Zoonosis untuk Mendorong Partisipasi Aktif Masyarakat

Date:

Pemerintah Membangun Kader Zoonosis untuk Menangani Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia.

Di setiap wilayah, pemerintah telah membentuk Kader Zoonosis untuk mendorong orang untuk berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam memerangi berbagai penyakit hewan yang dapat menular ke manusia.

Dalam pernyataan yang diberikan di Jakarta pada hari Jumat, Syamsul Ma’arif, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian (Kementan), menyatakan, “Tugas Kader Zoonosis adalah melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat.”

Kader Zoonosis terdiri dari posyandu, relawan, anggota organisasi masyarakat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.

Syamsul menjelaskan bahwa staf ini memainkan peran penting dalam memobilisasi masyarakat untuk mengendalikan dan mencegah zoonosis. Dia juga mengatakan bahwa mereka membantu petugas dinas melakukan tugas tersebut.

Saat ini, flu burung, rabies, antraks, berucellosis, leptospirosis, Japanese B. Anthracis, bovine tuberculosis, Salmonellosis, Schistosomiasis, Q Fever, Campylobacteriosis, Trichinellosis Paratubercullosis, Toksoplasmosis, dan Cysticercosis/Taeniasis adalah 15 zoonosis yang diklasifikasikan oleh Kementan sebagai prioritas pengendalian.

Syamsul menyatakan bahwa tiga zoonosis yang paling penting adalah flu burung, rabies, dan antraks.

Dengan menerbitkan Permenko PMK Nomor 7 tahun 2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono juga mengkonfirmasi upaya pemerintah untuk mencegah zoonosis.

Dante mengatakan, “Proses surveilans tidak hanya dilakukan terhadap manusia, tetapi juga terhadap binatang. Surveilans dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Pertanian, dan kementerian lain yang terkait, termasuk Kader Zoonosis.”

Dante juga menyatakan bahwa kemungkinan zoonosis dan penyakit infeksius baru di Indonesia akan meningkat, yang dapat menyebabkan peningkatan penyakit yang berdampak pada ekonomi, kesejahteraan sosial, dan keamanan masyarakat.

Salah satu kasus zoonosis baru-baru ini adalah antraks yang terjadi di Dukuh Jati, Kelurahan Candirejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Ini terjadi karena mengonsumsi daging sapi yang mati dengan cepat dan sudah dikubur.

Akibatnya, tiga orang meninggal dari Mei hingga Juni 2023. Dalam salah satu kasus, sampel diambil dan diduga memiliki antraks.

Orang-orang di daerah tersebut kehilangan banyak sapi dan kambing karena kematian mendadak dari tanggal 18 hingga 26 Mei 2023. Hewan-hewan tersebut kemudian dipotong dan dibagikan kepada warga untuk dimakan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

bank bjb Raih Penghargaan Top 20 Financial Institution 2024 dari The Finance

JAKARTA – bank bjb terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat posisinya sebagai salah...

bank bjb Jalin Kerjasama dengan PT Geo Dipa Energi (Persero) Terkait Layanan Perbankan

BANDUNG - bank bjb terus memperkuat sinergi dan kolaborasi sebagai bagian dari strategi...

Wujudkan Pertumbuhan Bersama, bank bjb Efektif Setorkan Modal ke Bank Jambi

BANDUNG - bank bjb terus menunjukkan komitmennya untuk mendukung pengembangan Bank Pembangunan Daerah...

Bandung bjb Tandamata Resmi Umumkan Daftar Pemain Tim Putri

BANDUNG – Bandung bjb Tandamata resmi mengumumkan daftar pemain tim voli putri...