Pertamina Mentraktir 450 Anak untuk Membeli Buku di Big Bad Wolf
Pada Bazar Buku Big Bad Wolf, Pertamina Memberikan Hadiah kepada Anak-Anak Yatim dan Keluarga Dhuafa.
Ratusan anak yatim dan anak-anak dari keluarga miskin diundang ke Bazar Buku Big Bad Wolf di Dome Balikpapan, Kalimantan Timur, untuk menikmati pengalaman istimewa.
Menurut Novie Handoyo Anto, Pejabat Sementara General Manager PT Kilang Pertamina Internasional (Pjs GM KPI) Unit Balikpapan, acara tersebut melibatkan 450 orang pada Sabtu, 7 Oktober lalu. Karena bazar buku ini berlangsung di Dome yang luas, mereka memanfaatkan kesempatan ini.
Anak-anak yang ikut datang dari 18 panti asuhan, 2 pesantren tahfidz Quran, 2 sekolah menengah dasar, dan anak-anak dari keluarga Serikat Pekerja Naban Bersatu (SPNB) dan anak asuh pekerja KPI.
Seorang pengurus Yayasan Darul Asri, Ari, mengatakan bahwa kegiatan ini sangat membantu mereka dalam mengumpulkan buku anak. Setiap anak diberi voucher buku senilai Rp300 ribu, yang dapat mereka gunakan untuk memilih dan membeli buku apa pun yang mereka inginkan, dengan diskon hingga 90%, setiap anak dapat membeli setidaknya tiga buku.
Tahun ini, Big Bad Wolf Book Fair menampilkan banyak buku dari penerbit internasional dengan bahasa Inggris, tetapi juga banyak buku dari penerbit Indonesia. Ini termasuk sastra, sejarah, filsafat, dan novel untuk remaja.
Menurut Handoyo Anto, kegiatan ini merupakan peluang yang bagus untuk menumbuhkan minat baca anak-anak. Mereka dapat menghabiskan hari yang menyenangkan dengan teman-teman mereka di bazar buku.
Ini adalah hasil kerja sama antara Pertamina, Baituzzakah Pertamina (Bazma), dan donasi pekerja, kata Ely Chandra Perangin Angin dari Humas KPI. Sekitar 75% dari donasi yang diberikan berasal dari karyawan Pertamina, yang mencapai Rp122,7 juta.
Selain memberikan donasi, karyawan Pertamina juga membantu anak-anak dengan mencari buku-buku yang menarik. Lebih dari dua puluh pekerja langsung terlibat dalam kegiatan ini, memberikan semangat positif bagi anak-anak. Operator reaktor kilang Syarifuddin Husain rela mengambil cuti khusus untuk membantu anak-anak memilih buku yang mereka sukai.