Pertemuan Menlu Indonesia dengan Menlu Belanda Bahas Aspek Ekonomi dan Isu Palestina
Pada hari Rabu, 31 Januari, Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, mengadakan pertemuan menlu bilateral dengan Menteri Luar Negeri Belanda, Hanke Bruins Slot, di Den Haag. Banyak hal dibicarakan selama pertemuan, mulai dari kerja sama ekonomi hingga kondisi Palestina.
Menurut Rento, Belanda adalah mitra dagang dan investasi terbesar Indonesia di Eropa. Pada pertemuan tersebut, Retno berharap Rencana Aksi 2024–2025 yang ditandatangani dengan Menlu Hanke di Jakarta dapat diterapkan dengan baik.
Transisi energi, industri digital, dan pengembalian barang kuno Indonesia adalah beberapa topik utama kerja sama bilateral. Karena kelapa sawit menyumbang 14% dari ekspor Indonesia ke Belanda, Rento juga menekankan betapa pentingnya bekerja sama untuk meningkatkan produksi kelapa sawit yang berkelanjutan.
Belanda menunjukkan komitmennya untuk berkolaborasi dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara, terutama dalam hal perairan dan kota yang berkelanjutan. Selain itu, Belanda mendukung sepenuhnya permohonan Indonesia untuk menjadi anggota OECD.
Selain itu, Rento berbicara tentang kerja sama antara ASEAN dan Uni Eropa (EU), terutama sebelum pertemuan para menteri luar negeri ASEAN-EU yang akan diadakan di Brussels, Belgia. Selama percakapan, Retno menekankan pentingnya prinsip persahabatan ekonomi dalam perjanjian CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa.
Keadaan di Palestina adalah topik terakhir yang dibahas. Retno mengkhawatirkan kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memburuk. Retno menyoroti bahwa beberapa negara donor, termasuk Belanda, telah menghentikan dukungan keuangan mereka terhadap UNRWA. Retno menegaskan bahwa investigasi komprehensif, kredibel, dan transparan diperlukan terkait tuduhan Israel terhadap personel UNRWA pada serangan Oktober 2023. Belanda menegaskan bahwa mereka mendukung penyelesaian antara dua negara dan menekankan betapa pentingnya investigasi terkait situasi tersebut.