Pj Gubernur Aceh Mengupayakan Bank Aceh untuk Berfungsi sebagai Motor Pembangunan dan Pendukung Bisnis Kecil dan Menengah (UMKM).
Achmad Marzuki, Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, meminta Bank Aceh, yang merupakan milik pemerintah Provinsi Aceh, untuk menjadi penggerak utama pembangunan dan memiliki kehadiran di seluruh wilayah.
Dalam Rapat Kerja Bank Aceh Triwulan II Tahun 2023 yang diadakan di Sabang, Aceh, pada hari Senin, Achmad Marzuki menyatakan, “Masih banyak masyarakat di perkampungan yang tidak mengenal Bank Aceh, dan beberapa di antaranya terjerat pinjaman daring atau pinjol.”
Menurutnya, Bank Aceh harus bergerak maju dan masuk ke pelosok melalui berbagai jaringan kantor dan platform media untuk memperkenalkan Bank Aceh kepada masyarakat, termasuk melalui pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Achmad Marzuki mengatakan bahwa kita harus mengajarkan masyarakat bagaimana mendapatkan pinjaman melalui perbankan agar mereka tidak terjerat pinjol.
Achmad Marzuki juga meminta Bank Aceh untuk bekerja sama dengan PT Pembangunan Aceh (PEMA), salah satu Badan Usaha Milik Aceh. Untuk memasarkan produk unggulan Aceh, kedua lembaga tersebut harus bekerja sama.
Sebagai contoh, Bank Aceh dapat membantu menjual barang kerajinan Aceh di salah satu kantor cabangnya di Jakarta, memberi orang Jakarta kesempatan untuk mengenal produk unggulan Aceh.
Selain itu, diharapkan bahwa Bank Aceh memiliki kemampuan untuk membantu dalam pengelolaan sektor keuangan baik pemerintah maupun swasta.
Achmad Marzuki menyatakan bahwa Bank Aceh harus dapat memberikan kemandirian ekonomi Aceh yang dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Aceh.
Bank Aceh, yang dimiliki oleh pemerintah, berfungsi sebagai lembaga keuangan yang berorientasi pada keuntungan, tetapi juga sebagai katalisator utama pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, setiap dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Aceh seharusnya dibalas dengan peningkatan aktivitas ekonomi, khususnya di sektor usaha kecil dan menengah (UMKM).
Bisnis kecil dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi nasional yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Selain itu, karena mampu bertahan dalam gejolak ekonomi, sektor ini mampu bertahan dan berkembang.
Adanya teknologi keuangan (fintech) yang lebih praktis membuat persaingan antar bank semakin ketat, kata Achmad Marzuki. Sektor perbankan terus mengembangkan teknologi informasi untuk memenuhi tuntutan zaman.
Akibatnya, Bank Aceh harus terus berubah dan mencari peluang baru karena kemajuan teknologi tidak dapat dihentikan, dan harus siap menghadapi perubahan.
Dalam kapasitasnya sebagai pemegang saham pengendali, penjabat gubernur meminta manajemen Bank Aceh untuk segera membuat rencana terbaik untuk mendorong perekonomian Aceh berkembang.
Direktur Utama Bank Aceh Muhammad Syah menyatakan komitmennya untuk terus membangun sektor UMKM, termasuk menjadi bank penyalur KUR.
Selain itu, Bank Aceh terus membangun gerai UMKM yang menampilkan berbagai produk unggulan masyarakat. Bank tersebut juga melakukan pemetaan potensi ekonomi daerah dan bekerja sama dengan lembaga pemerintah memberikan bimbingan teknis kepada pelaku UMKM.
Muhammad Syah mengatakan, “Kami mengapresiasi Pj Gubernur, Wali Kota, dan Bupati yang terus mendorong pertumbuhan sektor UMKM di Aceh. Semoga dukungan yang diberikan menjadi dasar yang kuat bagi ekonomi Aceh di masa depan.”